Sabtu, 20 April 2024

Populasi Penyu Hijau Menurun

Berita Terkait

Tukik yang berhasil menetas sebelum dilepas ke laut di Lagoi, Sabtu (26/5). F. Eddy untuk batampos.co.id

batampos.co.id – Populasi penyu hijau (green turtle) menurun bahkan terancam punah. Disinyalir penurunan akibat banyaknya pencemaran minyak hitam (sludge oil) di Perairan Bintan yang terjadi beberapa bulan belakangan.

Dalam pelepasan tukik penyu hijau yang dilakukan di salah satu resort di Kawasan Pariwisata Bintan Resorts Lagoi pada Sabtu (26/5) lalu, cuma 57 tukik yang berhasil menetas dan dilepas ke laut.

Seorang pengelola konservasi penyu di Lagoi, Eddy mengakui populasi penyu hijau di wilayah Lagoi menurun. Dijelaskannya, penyu hijau termasuk hewan yang sensitif dalam makanan dan pencemaran laut.

Terlebih belakangan ditemukan kasus penyu hijau yang mati saat terjadinya pencemaran limbah minyak hitam. Menurutnya, pencemaran yang terjadi beberapa bulan terakhir membuat penyu hijau tidak mau bertelur ke pantai yang ada di Lagoi.

Dalam tiga tahun terakhir saja dirinya menemukan beberapa sarang penyu hijau. Untuk 2018 hanya ditemukan 2 sarang penyu hijau. “Dua sarang cuma ditemukan 57 dan 56 penyu hijau,” ujarnya.

Conservation Officer Banyan Tree Renald Yude mengatakan, penyu hijau memang dikategorikan terancam punah menurut IUCN (International Union For Conservation of Nature).

Namun dengan kejadian tumpahan minyak hitam yang melanda pesisir Bintan belakangan, ia mengkhawatirkan akan berimbas terhadap keberadaan penyu hijau. “Pastinya ada dampak tumpahan minyak terhadap penyu hijau, beberapa kali dijumpai penyu mati terdampar dengan kondisi tubuh penuh minyak hitam,” ujarnya.

Berdasarkan data Lab Conversation Banyan Tree disebutkannya yang sudah menetas 2 sarang yakni penyu hijau 59 menetas dari 62 telur dan penyu sisik 150 menetas dari 152 telur. Biasanya dalam satu tahun ditemukan sekitar 10 sampai 20 sarang. “Untuk angka penurunan sampai saat ini belum bisa kita pastikan,” ucapnya. (met)

Update