Jumat, 29 Maret 2024

Proyek IPAL Banyak Dapat Komplain, BP Batam akan Evaluasi

Berita Terkait

Deputi IV BP Batam Budi Eko Soepriyanto (tengah) memberikan keterangan tentang pengelolaan air limbah saat konprensi pers di kantor BP Batam, Senin (28/5). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Proyek konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dikerjakan BP Batam diakui banyak mendapat komplain dari masyarakat. Komplain tersebut muncul karena pekerjaan konstruksi perpipaan yang terhubung dengan IPAL tersebut tidak berjalan dengan mulus.

“Kami banyak dapat komplain. Contohnya di Sukajadi. Disana tanahnya gembur karena dekat area hutan lindung. Jadi saat pengerjaan, air mesti dipompa dulu supaya kering. Namun setelahnya masih ada sisa air saat dipadatkan,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Iyus Rusmana, Selasa (29/5).

Komplain yang diterima sangat bervariasi. Namun pada umumnya terjadi karena amblesnya tanah karena kontruksi pipa. Ada juga yang terjadi karena pengecoran, membuat genangan air dimana, berdebu dan lainnya.

BP, kata Iyus, akan berusaha mengakomodir komplain masyarakat.

“Kami coba evaluasi masalahnya. Memang ada subkon yang tak melakukan pekerjaan sesuai metodologi dan SOP. Beberapa kami putus kontraknya,” kata Iyus.

Ia mengucapkan terima kasih masyarakat ikut memantau jalannya pekerjaan konstruksi pipa tersebut. Di sisi lain, Iyus juga mengharapkan adanya dukungan masyarakat untuk pekerjaan proyek lingkungan tersebut.

“Kalau ada becek, debu di jalan, itu sifatnya sementara. Tapi hasilnya akan dirasakan 2 atau 3 tahun ke depan,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi IV BP Batam, Eko Budi Soepriyanto mengatakan, pekerjaan konstruksi pipa untuk proyek IPAL ini sudah hampir 15 persen. Pipa yang dibangun sepanjang 114,3 km dengan panjang pipa utama 41,8 km, sekunder 72,5 km.

Pipa ini akan terhubung ke 11 ribu sambungan rumah, dengan panjang kurang lebih 500 meter.

“Pekerjaan IPAL ini kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan. Anggaran menggunakan pinjaman lunak dari Korea Selatan lebih kurang 50 juta US dollar. Pekerjaan tiga tahun, dari 2017 hingga 2020,” pungkasnya.(leo)

Update