Jumat, 19 April 2024

BNN: 26 Ribu Warga Kepri Pengguna Narkoba

Berita Terkait

Petugas BNN melakukan pengecekan urine beberapa waktu lalu di Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. F. Yusnadi/batampos.co.id

batampos.co.id – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kepri, Brigjen Pol Richard Nainggolan mengatakan tingkat kesadaran pengguna narkoba untuk menjalani rehabilitasi rendah. Menurutnya, dari hasil penelitian BNN tahun 2017 lalu, sebanyak 26.540 penduduk Kepri adalah sebagai penggunan narkoba.

“Dari jumlah tersebut, yang ikut program rehabilitasi sebanyak 700 orang. Artinya hanya sekian persen saja,” ujar nya di Aula Kantor Gubernur Kepri, Tanjungpinang, Jumat (8/6) lalu.

Dijelaskannya, saat ini strategi BNN Kepri, terkait penyelundupan dan peredaran narkoba lebih menekankan kepada pengawasan. Termasuk pengawasan wilayah dan peningkatan imunitas masyarakat secara luas.

“Imunitas di sini, kita galakkan pemberian pemahaman pengetahuan agar sadar, sehingga mereka menolak narkoba karena akan berakibat fatal bagi kelangsungan kehidupan, terutama bagi generasi muda,” ujar Richard.

Masih kata Richard, bahwa Kepri saat ini yang terpapar narkoba adalah 1,71 persen dari penduduk berusia 10 tahun sampai 59 tahun. Artinya ada sebanyak 26 ribuan orang pecandu narkoba. Sedangkan, untuk usia dominan atau produktif antara 20 tahun sampai 30 tahun yang paling banyak. Dan untuk jenjang pendidikan penyalahgunaan narkoba juga tergolong banyak di tingkat sekolah menengah atas dan sederajat.

“Di usia produktif ini yang harus diantisipasi dan dijaga, jangan sampai generasi penerus ini rusak oleh narkoba. Serbuan narkoba yang masuk ke Kepri begitu masif dan dilakukan jaringan Internasional. Ini perlu pengawasan yang ketat dari semua intansi keamanan,” paparnya.

Pihaknya berharap, kerja sama orang tua, jika memang mengetahui anak-anaknya terindikasi sebagai penggunakan narkoba untuk melakukan langkah pencegahan berupa rehabilitasi. Karena BNN Kepri akan siap membantu untuk mengembalikan masa depan generasi penerus ke jalan yang benar.

“Tanpa kerja sama semua pihak dan orang tua, program yang kita lakukan tidak akan berjalan baik. Karena tingkat kesadaran sekarang ini masih rendah,” tutupnya.(jpg)

Update