Kamis, 25 April 2024

Hasil Survei KSDA, Jumlah Buaya Semakin Mengkhawatirkan

Berita Terkait

Ilustrasi buaya muara. Foto: istimewa

batampos.co.id – Setelah melakukan survei dan kajian lebih jauh Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) menyatakan kondisi atau populasi buaya di Lingga sudah para tahap menghawatirkan yakni jumlah buaya yang semakin banyak dan berdampak menjadi ancaman bagi masyarakat Kabupaten Lingga. Karenanya perlu dilakukan penanganan khusus untuk mengatur kondisi tersebut.

Menurut Wakil Ketua Komisi II DPRD Lingga, Abdul Gani Atan Leman, yang sebelumnya telah melakukan kunjungan ke KSDA di Batam mengatakan, Pemkab Lingga mesti mengambil tindakan dengan cepat karena kondisi ini telah memakan korban yakni masyarakat Kabupaten Bunda Tanah Melayu itu sendiri.

“Kemarin waktu kunjungan ke KSDA, mereka minta waktu untuk melakukan kajian lebih dahulu. Sekarang setelah menemukan populasi buaya sangat banyak, waktunya harus diambil tindakan,” kata Abdul Gani kepada Batam Pos, Senin (18/6) pagi.

Secara teknis, masih Gani, Pemkab Lingga mesti melakukan MoU dengan KSDA dan pihak ketiga yang menangani penekanan jumlah buaya di Kabupaten Lingga. Pria berkumis tebal itu juga mentoring agar kerja sama tersebut dapat segera dilakukan dan dilaksanakan.

Lebih jauh Gani mengatakan, seperti yang diungkapkan pihak ketiga yakni PT PJK dipandu oleh KSDA, mereka mengatakan dengan kondisi saat ini mereka dapat menangkap dan membawa 200 hingga 300 ekor buaya baik ukuran besar dan kecil. Namun Gani memastikan harus melalui MoU terlebih dahulu.

Masyarakat juga telah melakukan penangkapan beberapa buaya besar untuk membantu proses tersebut. Karena jumlah buaya yang saat ini sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat sekitar.

Menurut hasil survei dan data yang dimiliki KSDA, buaya tersebut banyak hidup di kawasan sungai Desa Kerandin dan Sungai Desa Sungaipinang. Sedangkan biaya juga tampak di sungai Desa Mepar dan sungai Desa Panggak sebagai tempat lalu lalang buaya mencari makan.

“Bahayanya, semakin banyak buaya maka kecukupan pangan mereka semakin menipis dan ini yang menjadikan mereka buas dan memangsa manusia,” kata Gani. (wsa)

Update