Rabu, 24 April 2024

BP Batam Panggil Pemilik Lahan Telantar di Kabil

Berita Terkait

Deputi 3 Bidang Pengusahaan Sarana Usaha Dwi Eko Winaryo..
F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam akan segera melakukan pemanggilan terhadap pemilik lahan terlantar di wilayah Kabil usai lebaran.

“Habis lebaran di Kabil, kemudian di Tanjunguncang,” kata Deputi III BP Batam Dwianto Eko Winaryo belum lama ini.

Meskipun lahannya tersebar sehingga susah diintegrasikan seperti di Batamindo dan lainnya, tetap saja lahan-lahan terlantar di Kabil sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kluster industri.

“Lahan yang statusnya clean and clear disana akan segera dimaksimalkan untuk memberi kesempatan kepada investor yang ingin masuk,” jelasnya.

Namun tentu saja, sebelum investor datang, BP akan memanggil para pemilik lahan terlantar di Kabil. Tujuannya untuk mempertanyakan komitmennya dalam memanfaatkan lahan tersebut.”Untuk investor yang ingin masuk akan dikolaborasikan dengan sejumlah pemilik alokasi lahan.

Namun jika sang pemilik lahan terlantar berkomitmen untuk membangun lahannya sendiri, maka BP akan melaksanakan adendum dengan mereka.”Kalau yang serius, kita kan tahun mereka mau bikin apa. Jadi bisa adendum. Tapi kalau masih bandel juga akan kami surati,” ungkapnya.

Perbaikan pelayanan di sektor lahan juga akan mendapat perhatian serius. Upaya BP Batam mendorong penerima alokasi lahan untuk membangun, serta perepatan pelayanan lahan terbukti mampu mendorong tumbuhnya sektor konstruksi.

Menurut catatan Bank Indonesia, pertumbuhan sektor konstruksi di kuartal pertama 2018 mencapai 5,08 persen.

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, pertumbuhan ini terjadi karena pembangunan yang dilakukan di lahan terlantar.

“Selain karena didorong oleh BP Batam untuk membangun, mereka juga melihat adanya peluang dari mulai menggeliatnya ekonomi,” jelasnya.

Kedepan evaluasi lahan akan semakin dioptimalkan. Terutama untuk mendorong pertumbuhan sektor konstruksi. Menurut Lukita, PR besar BP Batam saat ini adalah mengenai ketersediaan lahan.

BP Batam belum bisa memberikan lahan untuk industri, atau kawasan industri.

“Saya sudah mengecek ketersediaan lahan di Batam, belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Yang ada sekarang memang lahan tidur tadi,” jelasnya.

Sampai saat ini sudah banyak investor yang mengajukan permohonan lahan ke BP Batam, bahkan kawasan Industri yang sudah eksis juga turut mengajukan, mengingat lahan di kawasannya juga sudah menipis.

Lukita sudah menginstruksikan agar kantor Lahan segera mengidentifikasi lahan-lahan potensial untuk kawasan industri. Lahan-lahan tersebut akan jadi prioritas untuk dievaluasi. Ini menjadi langkah antisipasi jika ada investor yang membutuhkan lahan untuk industri.

“Saya minta teman-teman ke lapangan. Kami akan fokus pada potensi lahan industri yang saat ini belum dibangun. Terutama lahan-lahan yang sudha dialokasikan belasan tahun, namun belum juga dibangun sampai hari ini,” tuturnya.

Sebelumnya luas lahan terlantar di Batam mencapai 7.777,01 hektare, dan tersebar di 2.737 lokasi. BP sudah memanggil pemilik dari 212 lokasi dengan luas 1.816 hektare. Dan yang belum dipanggil tersebar di 2.525 lokasi dengan luas 5.960 hektare.(leo)

Update