Jumat, 29 Maret 2024

Empal Gentong, kini, Bisa Dinikmati Dimana Saja

Berita Terkait

Perempuan asal Plered, Kabupaten Cirebon Eroh Masruroh, 37, telah membuat formula baru Empal Gentong dalam kemasan kaleng sejak akhir 2017 lalu. (Wildan Ibnu Walid/JawaPos.com)

batampos.co.id – Empal Gentong ialah makanan legenda raja-raja Cirebon itu kini sudah tersedia dalam bentuk kemasan kaleng.

Bahkan kini, peminat Empal Gentong tidak hanya masyarakat Indonesia semata, namun produk Cirebon dalam bentuk kemasan tersebut juga sudah merambah hingga ke luar negeri, khususnya Brunei Darussalam dan Arab Saudi.

Perempuan asal Plered, Kabupaten Cirebon Eroh Masruroh, 37, telah membuat formula baru Empal Gentong dalam kemasan kaleng sejak akhir 2017 lalu. Niatnya membuat Empal Gentong cepat saji berkemasan kalengan, terinspirasi dari cerita orang-orang yang terlewat mencicipi kuliner khas Cirebon itu.

Puteri penjual Empal Gentong H. Apud itu kemudian merespon keinginan penggemar Empal Gentong dari berbagai daerah yang bisa merasakan tanpa harus berkunjung di Cirebon.

“Mengobati rindu (penggemar) Empal Gentong yang jauh. Khususnya musim mudik seperti ini banyak yang minta dan bertanya-tanya, bisa nggak kalau Empal Gentong dibikin kemasan? Akhirnya, saya terus belajar agar bisa mencari solusi itu,” ungkapnya kepada JawaPos.com, Rabu (20/6).

Keinginan para pengunjung agar bisa bisa membawa oleh-oleh Empal Gentong begitu tinggi. Akhirnya, Eroh pun serius menangkap peluang itu dengan cara membuat Empal Gentong dalam kemasan.

Selama satu tahun, uji coba membuat Empal Gentong kemasan tidak berjalan mulus. Berkali-kali mencoba formula agar rasa Empal Gentong kemasan kaleng seperti diolah dadakan di warungnya tak kunjung berhasil.

Berjalannya waktu, Eroh memberanikan diri berkonsultasi dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yogyakarta. Solusi membuat Empal Gentong kemasan mulai terjawab. Pihak LIPI pun menawarkan kemasan dalam bentuk kaleng.

“Awalnya curhat ke LIPI Jogja. Terus saya diberi solusi mencoba pakai kemasan caning atau kalengan. Selama satu tahun, masak disana untuk uji coba. Setahun itu banyak gagalnya, dari mulai daging kurang empuk, rasa keasinan dan belum sesuai dengan rasa Empal Gentong H. Apud,” ujarnya.

Setelah berhasil menyesuaikan dengan rasa orisinil Empal Gentong warungnya, Eroh mulai menempuh proses izin edar hingga registrasi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Alhasil, pada awal tahun 2018 lalu, Empal Gentong versi kemasan kaleng miliknya sudah dibolehkan beredar dan dijajakan sebagai oleh-oleh di warungnya di Jalan Raya Panembahan Plered, Kabupaten Cirebon.

Tak disangka. Peminat Empal Gentong versi kaleng yang dibuatnya langsung diminati oleh pengunjung yang datang di rumah makan Empal Gentong. Tak tanggung-tanggung, pesanan pun terus mengalir dari mancanegara. Khususnya dari Brunei Darussalam dan Arab Saudi.

“Sekitar pertengahan Januari lalu sudah kami edar dan dijual. Tapi belum banyak jumlahnya. Tapi, yang borong banyak. Semakin hari semakin banyak pesanan. Bulan lalu saja, ada dari Brunei dan Arab beli banyak Empal Gentong kemasan kaleng,” tutur Eroh.

Mendapat respon positif dari masyarakat, pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun pernah menawarkan kepadanya untuk hilirisasi promosi Empal Gentong versi kaleng, sebagai varian baru kuliner Nusantara dalam bentuk kemasan kaleng.

Empal Gentong versi kaleng terbagi beragam macam varian rasa. Seperti, Empal Gentong rasa original, Empal Gentong pedas, Empal Asem dan Empal Asem Pedas. Eroh mengaku, ketahanan masa kadaluarsa Empal Gentong versi kaleng hingga satu tahun, bersarkan uji laboratorium.

“Pemerintah juga menawarkan program hilirisasi promosi untuk Empal Gentong versi kaleng ini. Untuk masa expired sendiri hingga satu tahun. Racikan bumbu Empal Gentong ini tanpa menggunakan MSG. Alhamdulillah. Empal Gentong kemasan kaleng sudah bisa terwujudkan,” kata Eroh.

(wiw/JPC)

Update