Selasa, 23 April 2024

Dihantam Gelombang, KM Berkat Anugrah Tenggelam di Lingga, 1 Tewas, 12 Selamat

Berita Terkait

batampos.co.id – KM Berkat Anugrah tenggelam setelah dihempas gelombang tinggi disertai angin kencang saat melintas di perairan Pulau Pulun, Kecamatan Daik, Kabupaten Lingga, Minggu (24/6) pagi. Satu orang ditemukan tewas, sementara 12 lainnya selamat.

“Satu penumpang wanita atas nama Eri, umur 40 tahun, ditemukan meninggal dunia,” ujar Kasat Polair Polres Lingga, AKP Patin Tarigan, Minggu (24/6) sore.

Patin menjelaskan, kapal naas itu membawa 13 orang yang terdiri dari satu nakhoda, tiga kru kapal, dan delapan penumpang. Selain itu, kapal juga memuat 10 ton kelapa dan 5 ton pisang.

Kapal yang dinakhodai Arif, 58, tersebut berlayar dari Nipah Panjang, Jambi, Sabtu (23/6) dengan tujuan Pelabuhan Bagan Piayu, Kecamatan Seibeduk, Batam. Namun kapal tersebut tenggelam saat melintas di perairan Lingga.

Insiden tersebut pertama kali diketahui kru kapal Oceanna 10 yang pagi itu juga tengah melintas di perairan Pulau Pulun, Lingga. Namun saat itu kondisi kapal sudah terbalik dan tenggelam. Kru kapal Oceanna 10 yang melihat para penumpang KM Berkat Anugrah mengapung di laut langsung melakukan pertolongan.

“Sebanyak 12 penumpang berhasil diselamatkan. Satu yang meninggal dunia,” ujar Patin.

Adapun 12 penumpang selamat itu antara lain Arif (nakhoda) dan tiga kru kapal masing-masing Adi, Saril, dan Syaiful Rahman. Keempatnya merupakan warga Nipah Panjang, Jambi.

Kemudian delapan penumpang lainnya masing-masing Andi Hasbih, Jumadi, Andi Rosmawati, Amat, Sarbini, Selamat Santosa, Nude, dan Andre. Mereka merupakan warga Jambi dan Batam.

Setelah berhasil dievakuasi, penumpang selamat dan meninggal dunia dibawa ke Tanjung Kelit, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga.

“Namun hingga saat ini seluruh barang angkutan serta kapal KM Berkat Anugrah belum dapat di evakuasi,” kata Patin.

Cuaca Ekstrem sampai Akhir Juni

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat harus waspada terhadap cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir Juni ini.

“Cuaca ekstrim harus diwaspadai setidaknya sampai 30 Juni 2018,” kata Kepala Humas BMKG, Hary Tirto Djatmiko, Minggu(24/6).

Dalam laporan BMKG disebutkan potensi hujan lebat akan tersebar merata di seluruh Indonesia bagian barat dan timur. Meliputi Sumatera, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan sebagian wilayah Papua. Potensi hujan lebat ini diperkirakan akan terjadi pada 24 hingga 26 Juni 2018.

Hary mengatakan, penyebabnya masih sama, yakni terbentuknya aliran massa udara basah yang dibawa oleh sirkulasi siklonik di pantai barat Pulau Sumatera. Masa udara basah tersebut dibawa dari Samudera Hindia.

Akibat massa udara basah ini, pembentukan awan hujan menjadi lebih mudah. Perubahan cuaca ini membawa potensi angin kencang, badai petir, dan gelombang tinggi bervariasi di masing-masing provinsi.

Hary menjelaskan, siklonik yang terbentuk di pantai barat Sumatera tersebut membentuk area belokan angin yang luas. Lantas membentuk siklus udara tertutup. Di langit lokasi tersebut, kecepatan angin melambat dan terkonsentrasi.

“Sehingga penguapan lebih cepat dan bisa membentuk awan hujan secara optimal,” jelas Hary.

Selain itu, kondisi perarairan juga mesti diwaspadai. Hary mengatakan, angin kencang dan hujan lebat berpotensi menimbulkan gelombang tinggi 0 hingga 2 meter. Hary menekankan kegiatan pelayaran baik di laut maupun di selat harus waspada.

“Selain itu, masyarakat perlu waspada jika beraktivitas di dekat pantai atau perairan, meskipun tentunya kami tidak bisa melarang,” jelas Hary. (wsa/tau)

Update