Rabu, 24 April 2024

Nakhoda KM Berkat Tak Miliki Izin Angkut Penumpang

Berita Terkait

Nakhoda kapal Arif (kanan) bersama ABK saat berada di Mapolres Lingga, Senin (25/6). F. Wijaya Satria/batampos.co.id

batampos.co.id – Tenggelamnya KM Berkat Anugerah di Perairan Lingga yang menewaskan satu penumpang kini dalam proses penyelidikan Polres Lingga. Nahkoda kapal dan sejumlah Anak Buah Kapal (ABK) dan penumpang, serta sejumlah saksi dimintai keterangan.

”Kami juga akan bekerja sama dengan kepolisian Jambi untuk mengumpulkan data yang diperlukan,” ujar Kapolres Lingga, AKBP Joko Adi Nugroho, Senin (25/6).

Ia mengatakan pihaknya akan mencari tahu apakah seluruh manifest penumpang ada pada nakhoda. “Saat ini kami terus melakukan penyelidikan terkait laka laut yang terjadi. Termasuk tonase kapal apakah bisa untuk jalur antar provinsi atau tidak,” ujar Joko.

Sementara itu, Kasat Polair Polres Lingga AKP Fatin Tarigan, memastikan dari pemeriksaan, nakhoda tidak mengantongi izin pengangkutan penumpang di atas kapal. Kapal tersebut adalah kapal barang, bukan kapal penumpang. ”Iya, mereka tak ada izin angkut penumpang,” ujarnya.

Nakhoda KM Berkat Anugrah, Arif, 58, mengaku tak memiliki izin angkut penumpang karena memang kapal tersebut untuk mengangkut barang. Namun ia tak kuasa menolak permintaan tolong warga Batam yang hendak ke Batam menumpang kapal yang ia nahkodai. Apalagi tiket pesawat pulang terbilang mahal.

Arif juga mengatakan saat kapal bertolak dari Pelabuhan Nipah Panjang, Jambi, Sabtu (23/6) pukul 21. 00 WIB, cuaca sangat bersahabat. Sebelum berangkat, pihaknya telah mengantongi surat izin berlayar ke Batam dari instansi terkait di Nipah Panjang.

Namun di tengah perjalanan yakni perairan Pulun Kecamatan Daik, Kabupaten Lingga, tepatnya di titik koordinat 0°6.4113’S – 104°27.4941’E muncul angin kencang yang menghantam kapal. Akibatnya, kapal terombang ambing selama empat jam yang akhirnya lambung kapal kemasukan air dan tenggelam.

“Selama berada di atas air, Saril juru kemudi kapal kami terus menggendong ibu Eri. Karena kami tahu tidak ada yang kuat melakukan itu,” kata Arif ketika ditemui Batam Pos di Mapolres Lingga, Senin (25/6) pagi.

Arif manceritakan seluruh penumpang saat itu saling menjaga. Cuma Andre, 30, yang terseret arus namun ia berhasil memegang pancang yang ada di tengah laut. Pada saat kejadian, kata Arif, Ibu Eri masih sadar. Bahkan wanita 40 tahun itu berpengangan erat agar tak terseret arus. ”Ibu Eri tewas dalam perjalanan,” ujarnya. (wsa)

Update