Selasa, 23 April 2024

Recep Tayyip Erdogan kembali Pimpin Turki

Berita Terkait

Erdogan mengucapkan terima kasih pada pendukungnya (Peril of Africa)

batampos.co.id – Recep Tayyip Erdogan mutlak memenangkan mayoritas suara dalam pemilihan presiden. Sudah 97,7 persen kotak suara dibuka.

Demikian pengumuman Dewan Pemilihan Tertinggi Turki (YSK) pada Senin pagi.

Seperti dilansir Anadolu, Senin, (25/6), Kepala YSK Sadi Guven mengatakan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), Partai Rakyat Republik (CHP), Partai Gerakan Nasionalis (MHP), Partai Rakyat Demokrat (HDP), dan Partai Kebaikan (IYI) telah melewati 10 persen ambang batas dalam pemilihan parlemen.

“Suara tersisa memang belum terhitung namun kami yakin jumlahnya tidak akan memengaruhi hasil pemilu,” katanya.

Erdogan menyatakan keberhasilannya dalam pemilihan presiden dan parlemen yang bersejarah di Turki. Partai AK yang berkuasa juga berhasil memimpin dalam pemilihan parlemen, dengan 42,4 persen suara.

Ia mendeklarasikan kemenanganya sendiri pada Minggu, (24/6).

“Turki telah memberikan pelajaran demokrasi kepada dunia,” ujar Erdogan seperti dilansir Reuters.

Erdogan menyatakan kemenangannya sebagai presiden meskipun belum ada hasil resmi pilpres Turki. Sementara itu, partai oposisi CHP tak mau segera mengakui kekalahannya, mereka akan terus berjuang walau apapun yang terjadi.

Direktur Program Riset Turki di Washington Institute, Soner Cagaptay mengatakan, kalau Erdogan menang berarti Turki memasuki era baru.

“Erdogan akan menjadi pemimpin Turki yang paling berkuasa yang pernah dipilih.”

Erdogan menekankan pentingnya perubahan untuk meningkatkan stabilitas negara. Sebab Turki sudah beberapa kali menghadapi kudeta sejak 1960-an. Bahkan Erdogan sendiri pernah menghadapi kudeta pada 2016, di mana ia segera memadamkannya.

Kantor berita Anadolu melaporkan Erdogan meraup suara 52,5 persen. “Demokrasi kami telah menang, kemauan rakyat telah menang, Turki telah menang,” kata Erdogan kepada kerumunan pendukungnya yang antusias di Ibu Kota Ankara.

Erdogan mengucapkan terima kasih kepada warga Turki yang memberikan suara mereka dalam pilpres tersebut. Sebelum menuju Ankara, Erdogan, yang telah memerintah Turki selama lebih dari 15 tahun juga pernah menjabat sebagai perdana menteri dan presiden.

Ia berbicara kepada kerumunan pendukungnya yang bersorak-sorai. Bendera-bendera Turki berkibar dari atas sebuah bus di kota terbesar di negara itu, Istanbul.

“Saya bersyukur kepada Tuhan karena menunjukkan kepada kita hari yang indah ini,” ujar warga Turki, Ahmet Dindarol, 35 tahun.

Pria itu bergabung dalam perayaan di depan markas Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di Istanbul.

“Kami memilih Recep Tayyip Erdogan sebagai presiden eksekutif pertama Turki. Kami berdoa sangat banyak untuknya,” kata Dindarol.

Pesaing kuat Erdogan, Muharrem Ince dari Partai Rakyat Republik (CHP) hanya meraih 30,8 persen suara. Lalu diikuti oleh Selahattin Demirtas dari Partai Rakyat Demokrat (HDP) dengan 8,1 persen suara, dan diikuti Partai Kebaikan (IYI) dengan 7,4 persen suara.

Ketiga partai oposisi besar menuduh ada pihak yang memanipulasi hasil pilpres. Namun Erdogan menolak tudingan tersebut.

“Saya berharap tidak ada yang akan mencoba membayangi hasil pilpres dan membahayakan demokrasi untuk menyembunyikan kegagalan mereka sendiri,” kata Erdogan dalam pidatonya.

Pendukung Erdogan menyambutnya penuh semangat (The Christian Science Monitor)

Lebih dari 56 juta pemilih memenuhi syarat untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan, yang diajukan oleh lebih dari 18 bulan oleh parlemen yang dikuasai Partai AK pada bulan April. Pemungutan suara itu menandai pertama kalinya pemilih Turki memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden dan parlemen secara bersamaan, sejalan dengan perubahan konstitusi yang disetujui dalam referendum tahun lalu yang akan mengubah sistem parlemen negara itu menjadi presiden eksekutif.

Sistem baru diatur untuk menyerahkan kekuasaan eksekutif kepada presiden. Serta menghapuskan kementerian utama dan menghapus peran pengawasan parlemen. Artinya, otoritas Erdogan sebagai presiden terpilih menjadi semakin kuat.

Pemimpin kelompok Hamas, Palestina menjadi salah satu dari pejabat asing pertama yang memberikan selamat kepada Pemimpin Turki Recep Tayyip Erdoogan dalam kemenangannya pada Pilpres Turki, Minggu, (24/6).

Dilansir dari situs resmi Hamas, Kepala Hamas Ismail Haniyeh menghubungi Endorgan melalui telepon pada Minggu malam. Haniyeh mengucapkan selamat kepada Erdogan dan akan mengirim delegasi ke Turki beberapa hari mendatang.

Haniyeh juga menyampaikan keinginan untuk memperdalam hubungan dengan Ankara. Selain itu, beberapa pemimpin dunia juga turut mengucapkan selamat kepada Erdogan di antaranya Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Emir Qatar Tamim Bin Hamad Al Thani.

Tak ketinggalan pejabat Indonesia, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyampaikan ucapan selamat atas suksesnya Pilpres Turki. Seperti dilansir Anadolu, Retno mengaku telah berkomunikasi langsung melalui sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengenai kesuksesan Pilpres Turki.

“Saya sudah menelpon Menlu Turki langsung dan mengucapkan selamat atas suksesnya pemilu di sana,” ujar Retno kepada Anadolu Agency, Senin, (25/6).

Selama ini, Erdogan menjadi pendukung Hamas yang paling kuat di panggung dunia. Turki bahkan dituduh menyembunyikan para pemimpin kelompok Hamas dan membiarkan mereka mencuci uang untuk kegiatan militan selama berada di bawah kepemimpinan Endorgan seperti dilansir The Times of Israel pada Senin, (25/6).

Israel menuntut agar Turki menurunkan hubungan dengan Hamas selama pembicaraan perbaikan hubungan antara Israel-Turki pada 2016 lalu. Kedua negara tersebut memutuskan hubungan setelah pasukan Israel menyerbu sebuah kapal milik Turki yang kala itu berusaha mematahkan blokade laut Israel yang didirikan di sekitar Jalur Gaza untuk mencegah masuknya Hamas pada 2010 lalu.

Penyerangan kapal Turki oleh Israel menyebabkan 10 aktivis Turki tewas dan melukai sejumlah tentara Israel. Februari lalu, Turki telah membantah tuduhan Shin Bet bahwa pihaknya telah mengizinkan operator Hamas untuk mencuci uang melalui Turki.

(trz/JPC)

Update