Selasa, 16 April 2024

Proyek IPAL Domestik Berjalan 15 Persen

Berita Terkait

Duta Besar Korea bersama rombongan melakukan peninjauan tempat Intalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Batamcenter, Jumat (29/6). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id –Jumat (29/6/2018) lalu, Duta Besar Korsel untuk Indonesia Kim Chang Beom ke Batam. Salah satunya untuk melihat langsung progres pembangunan IPAL. Kedatangan Kim dinilai sebagai bentuk keseriusan Korsel dalam membangun infrastruktur di Batam.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Waste Water Treatment Plant (WWTP) dibangun di Kecamatan Bengkong, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Progresnya sudah mencapai 15 persen. Proyek tersebut digarap Hansol, kontraktor asal Korea Selatan (Korsel).

Kepala Kantor Air dan Limbah Badan Pengusahaan (BP) Batam Binsar Tambunan menjelaskan, IPAL Bengkong merupakan proyek infrastruktur yang dibuat untuk mengelolah limbah menjadi air yang bisa digunakan penduduk.

“Proyek menggunakan dana pinjaman lunak dari Exim Bank Fund, perbankan dari Korsel,” kata Binsar.

Adapun dana pinjamannya sebesar US$ 43 juta atau sekitar Rp 387.712.253.500. Dengan masa pembayaran 30 tahun dan bunga hanya satu persen.

Sejauh ini, progres terlihat dengan sambungan pipa yang telah berjalan 25 km dari rencana 114 km sebaran pipa. Realisasi pembangunan sudah dimulai sejak Agustus 2017. Dengan rincian pekerjaan meliputi perekrutan subcon, pembuatan shop drawing, koordinasi dengan berbagai stakeholder, sosialisasi, hingga pengiriman dan pemasangan pipa.

Untuk komponen yang digunakan, proyek memakai 60 persen bahan dari Indonesia dan 40 persen lagi merupakan produk Korea. Proyek juga akan mengadopsi teknologi dari Korea. Karena sudah teruji di beberapa daerah di Indonesia.

“Dukungan pemerintah Korsel dan penggunaan teknologi dan konstruksi jaringan pipa yang dikerjakan langsung tenaga ahli dari Korea Selatan, sangat baik dan diperlukan untuk mengatasi kebutuhan air baku bagi masyarakat Batam,” kata Binsar di sela mendampingi kunjungan Kim melihat langsung proyek IPAL.

Lebih jauh, Binsar menjelaskan bahwa keunggulan teknologi tersebut tidak memakan banyak tempat. Selama pengolahan juga tidak menimbulkan bau. Serta lebih hemat biaya dibandingkan teknologi IPAL sebelumnya. Teknologi ini nantinya juga dipakai DKI Jakarta.

(bbi/JPC)

Update