Jumat, 29 Maret 2024

Urban Farming Mampu Menjaga Tingkat Inflasi Rendah

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan pihaknya akan konsentrasi untuk menggalakka urban farming. Tujuannya adalah agar Batam mencapai swasembada sayuran sehingga mengurangi tingkat inflasi.

“Urban farming merupakan aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar kota yang melibatkan ketrampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan,” kata Gusti di Gedung Bank Indonesia (BI) Kepri, Jumat (29/6).

Konsep urban farming adalah memanfaatkan lahan yang tidak terpakai di perkotaan yang dikonversi menjadi lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh masyarakat dan komunitas sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka.“Dan urban farming ini bisa dilakukan juga di sekolah-sekolah,” ujar Gusti lagi.

Oleh karena itu, mengajak seluruh sekolah tingkat SMP dan SMA baik di Batam maupun di Tanjungpinang, bisa mengaplikasikan teknik ini dan juga membudidayakannya di rumah masing-masing oleh guru-guru dan siswa-siswa. Sebab, ada tujuan besar di balik Urban Farming yang bisa diraih bagi masyarakat Tanjungpinang dan Batam.

“Ini sekaligus menjaga inflasi. Karena pengendalian inflasi nyatanya tidak mampu kami kerjakan sendiri,” ujar Gusti Raizal.

Sejauh ini, sambung dia, penyebab utama inflasi di Kepri masih didominasi dari sektor pangan. Termasuk di antaranya adalah komoditas sayur-mayur, cabai, dan bawang. Hasil dari Urban Farming dinilai bisa lebih dari cukup untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga kelangkaan barang-barang tersebut tidak lantas memengaruhi pelonjakan inflasi.

“Kecuali masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Tentu akhirnya, aktivitas menanam ini, mampu membantu menjaga kestabilan ekonomi,” katanya lagi.(leo)

Update