Kamis, 25 April 2024

Sejumlah Sekolah Ajukan Penambahan Kuota

Berita Terkait

Orangtua siswa saat mendaftarkan anaknya di SMPN 9 di Sagulung, Rabu (4/7). Di hari kedua, sekolah ini hanya menerima 200 siswa saja. F Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Hari ketiga Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Negeri jalur zonasi, sudah tak lagi diserbu warga. Seperti misalnya di dua SMP di Batam Kota yakni SMP 28 dan SMP 42, Kamis (5/7).

Di akhir PPDB, untuk di SMP 28, berkas pendaftar yang sudah terinput sebanyak 300 lebih. Sedangkan kuota PPDB untuk SMP 28 hanya sebanyak 252 siswa saja.

Menurut Kepsek SMP 28, Boedi Setijorini, banyak juga pendaftar dari lingkungan sekitar SMP 28 yakni di Taman Raya yang belum semua terakomodir. Hal itulah yang sedang dicarikan solusinya.

“Untuk tahun ini, kami sudah mengajukan ke Disdik Batam untuk penambahan kuota jumlah siswa yang akan kami terima. Kami kemarin sudah menggelar rapat dengan masyarakat sekitar lingkungan sekolah, dengan RT/RW membahas untuk memberikan prioritas anak-anak yang tinggal di dekat lingkungan sekolah yakni di Taman Raya,” ujar mantan Kepsek SMP 42 ini.

Saat ini di Taman Raya dekat SMP 28, lanjutnya, ada empat RW yang akan diprioritaskan calon siswa masuk sekolah. Dari empat RW tersebut, jumlahnya sudah mencapai lebih dari 100 calon siswa.

“Kami sih berharap nanti ada kebijakan dari Pemko Batam dalam hal ini Disdik Batam memberikan persetujuan penambahan jumlah kuota penerimaan siswa baru tahun ini,” terang Kepsek yang bersuamikan seorang Iptu Polisi ini.

Boedi mengakui dalam satu rombel berdasarkan ketentuan PPDB, maksimal diisi 36 siswa. Jumlah tersebut diyakini tak akan mampu menampung calon siswa yang tinggal di dekat lingkungan sekolah maupun siswa berprestasi berdasarkan nilai.

“Ini baru siswa lingkungan sekitar sekolah saja. Belum nantinya siswa limpahan dari SMP 42 yang tak akan diterima dan lari mendaftar ke sekolah sini,” kata Boedi.

Saat ini di SMP 28 terdapat tujuh rombel, atau bertambah satu rombel dibandingkan tahun lalu. Padahal jumlah ruang kelas yang ada saat ini hanya ada enam kelas.

Untuk mengantisipasi hal itu, Boedi Setijorini terpaksa memfungsikan ruang musala atau aula sebagai ruang belajar. “Ya gimana lagi, itu solusi terbaiknya saat ini,” terangnya.

Sementara untuk di SMP 42, Kepsek SMP 42, Sumiati menegaskan, pihaknya tak akan meminta penambahan jumlah kuota dan akan tetap mengikuti aturan PPDB yakni dalam satu rombel maksimal 36 siswa.

“Untuk saat ini SMP 42 terdapat enam ruang kelas atau enam rombel. Kalau kami paksakan dalam satu kelas diisi lebih dari 36 siswa, bahkan sampai 45 siswa, itu yang kami jaga jangan sampai terjadi di SMP ini. Kenapa, kami ingin menjaga mutu dan kualitas pendidikan di SMP 42. Kalau mutu bagus, otomatis siswa pun juga akan mengikuti,” terang Sumiati.

Tak hanya ruang kelas yang terbatas. Sumiati juga mengaku, tenaga pengajar di SMP 42 juga kurang. Misalnya saja saat ini di satu pengajar, harus menghandel dua mata pelajaran. Belum lagi tenaga administrasi sekolah seperti TU juga sangat kurang.

Sementara berapa nilai terendah dan tertinggi calon siswa yang mendaftar di SMP 28 maupun 42, belum bisa diketahui berdasarkan ranking. Nilai baru bisa diketahui pada hari Sabtu (7/7) setelah semua terinput. (gas)

Update