Jumat, 29 Maret 2024

Pengusaha Berharap Iklim Investasi Kondusif

Berita Terkait

batampos.co.id – Batam butuh rencana induk pembangunan jangka panjang yang berlaku selama 15 hingga 20 tahun. Tujuannya adalah untuk memberikan kepastian arah pembangunan Batam.

“Rencana tersebut harus menjadi kesepakatan bersama yang disahkan Presiden RI. Dengan demikian, tak akan ada perubahan arah pembangunan karena perubahan personel pimpinan lembaga di pemerintahan,” kata Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo, Jumat (6/7).

Kepastian arah pembangunan merupakan hal strategis untuk memberikan rasa nyaman terhadap investor di Batam. Khususnya bagi yang menanamkan modal besar untuk jangka panjang.

Perubahan regulasi secara cepat dan tiba-tiba akan menurunkan kepercayaan investor di Batam.Hal ini sudah dipaparkan kepada Gubernur Kepri, Menko Perekonomian dan Menko Kemaritiman.

“Dan Kedua Menteri Koordinator telah meminta BP Batam menyusun detail rencana pembangunan yang akan dimasukan dalam rencana induk pembangunan tersebut,” jelasnya.

BP Batam kata Lukita telah diberikan waktu selama tiga bulan untuk menyusun rencana detail tersebut,” katanya lagi.

BP Batam juga telah bertemu dengan Mantan Ketua Otorita Batam, BJ Habibie. Dalam pertemuan tersebut Habibie menegaskan, rencana induk pembangunan yang disusun harus sesuai dengan rencana awal pembentukan Kota Batam.

“Gubernur, Menko Perekonomian dan Menko Kemaritiman sudah setuju dengan ide tersebut. Pak Habibie juga sudah mendengar dan akan mendorong agar presentasi ini dipaparkan di depan Presiden RI,” jelas Lukita.

Rencana induk tersebut nantinya akan disusun dalam bentuk rencana tata ruang. Disamping itu, ada sejumah rencana dan desain pembangunan yang sudah disusun secara detail.

Kendati tak merinci, setidaknya ada 7 mega proyek pembangunan yang akan masuk rencana induk tersebut.

“Soal produk hukumnya akan dibicarakan dengan berbagai pihak. Tapi saya menilai harus ada legalitas yang jelas, karena ini adalah investasi jangka panjang,” paparnya.

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri Gusti Raizal Eka Putra, Kadin Batam dan peleku usaha memberikan keterangan usai acara membedah dan menyikapi pertumbuhan ekonomi Batam triwulan I 2018 di Grand I Hotel Nagoya, rabu (4/7). F Cecep Mulyana/Batam Pos

Salah satu pembangunan jangka panjang yang akan masuk dalam rencana tersebut adalah pembangunan kota air di atas lahan reklamasi seluas 1.400 hektar.

Dalam rencana besarnya, kota air akan menjadi Central Bussiness District (CBD) baru di kota Batam.

Lokasi kota air ini berada di Batam Centre, tepat di belakang kantor BP Batam.

Sementara pelabuhan internasional Batam Centre nanti akan didorong ke depan Kota Air, sehingga kedalaman lautnya lebih memadai untuk dilabuhi kapal pesiar.

Pengusaha juga berharap banyak agar tidak ada lagi perubahan-perubahan mendadak.”Kalau menciptakan peraturan jangan suka berubah. Kalau berubah terus ya kacau lah,” kata Dewan Kehormatan Apindo Abidin Hasibuan.

Ia meminta agar baik pemerintah maupun dunia usaha jangan lagi saling menjatuhkan.

“Mari mencari solusi agar bisa menciptakan iklum investasi yang positif,” katanya.(Leo)

“Lahan 1.400 hektar ini harus dibangun menjadi kota modern di Batam. Tapi ini tentunya butuh waktu yang panjang,” jelasnya.(leo)

Update