Jumat, 29 Maret 2024

Tiga Tokoh Cawapres Jokowi, Mahfud, TGB, Atau Airlangga

Berita Terkait

batampos.co.id – Satu demi satu, nama-nama calon pendamping Presiden Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang dibeberkan. Setelah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, tiga nama lainnya dibocorkan ke publik, Senin (17/7).

Ketiga nama tersebut adalah mantan ketua Mahkamah Konstitusi yang juga anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi. Serta Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Ketiganya, kemarin mendampingi Jokowi saat memberikan kuliah umum di Akademi Bela Negara (ABN) Nasdem, di kawasan Pancoran, Jakarta. Usai acara, Jokowi menegaskan jika ketiganya masuk dalam bursa cawapres yang digogoknya.

“Masuk, masuk kantong,” kata Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu menjelaskan, pihaknya memang memiliki banyak kantong. Sehingga memungkinkan adanya banyak nama.

“Harus dimengerti ya. Kantong saya itu nggak cuma satu. Kantong luar ada, kantongan dalam ada. Kantong celana ada kanan dan kiri. Masih ada kantongan belakang juga ada,” imbuhnya
.
Untuk diketahui, sebelumnya, Jokowi menyebut sudah ada lima nama yang mengerucut di kantongnya. Jumlah itu didapat dari sepuluh nama yang sebelumnya digodok.

Terkait siapa sosok yang paling berpotensi mendampinginya, Jokowi belum mau menjawab. Dia beralasan masih digodok lebih matang. Saat ini, pihaknya sendiri terus melakukan komunikasi dengan ketua umum partai-partai pendukungnya.

“Masih digodok biar Mateng. Kalau mateng kan itu nanti enak semuanya. Kalau ga mateng dikeluarkan gimana nanti,” tuturnya.

Di lokasi yang sama, Mahfud MD mengaku tidak tahu jika namanya masuk dalam bursa cawapres yang digodok di kantong Jokowi. Hingga saat ini, pria asal Madura itu mengaku belum ada komunikasi menyangkut politik. Kalaupun ada pertemuan dengan presiden, pembicaraan hanya soal persoalan kebangsaan.

“Kalau saya sampe hari ini tidak tahu persis. Saya sama dengan Anda saja, baca di media gitu,” tuturnya.

Lantas, bagaimana kalau dipinang menjadi cawapres Jokowi?

“Nanti jawabannya ke Pak Jokowi aja lah,” kata dia.

Mahfud berharap, Jokowi bisa menggandeng calon terbaik yang bisa memajukan negara.

Sementara itu, TGBĀ juga menanggapi santai pernyataan Presiden yang menyebut namanya menjadi salah satu sosok yang digodok. Menurutnya, hal itu sepenuhnya hak prerogatif Presiden. “Semua yang baik disyukuri saja, semua yang baik disyukuri,” ujarnya.

Soal kesiapannya jika dipilih sebagai pendamping, dia enggan berandai-andai. “Jawaban itu kan kalau sudah ada sesuatu yang jelas,” ujarnya. Namun dia menilai, ada banyak tokoh bangsa yang lebih senior dan Ā hebat.

Emrus Sihombing, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) mengatakan, selain Mahfud MD, Airlangga, TGB Zainul Majdi, dan Muhaimin Iskandar, satu nama lagi yang juga masuk cawapres Jokowi adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Perempuan itu mempunyai segudang pengalaman dalam bidang ekonomi.

Menurut hipotesisnya, dari lima nama itu sudah mengerucut dua nama. Kedua tokoh yang berpeluang menjadi cawapres Jokowi adalah Mahfud MD dan Airlangga.

Saat ini, kata dia, Jokowi sedang diserang tiga isu. Ialah isu komunisme, anti Islam, dan pro Tiongkok. Mahfud lah yang bisa membendung tiga isu tersebut. Sebab, pria asal Madura itu merupakan tokoh Islam, santri, bersih, akademisi, dan sangat dihormati.

“Jika Mahfud disandingkan dengan Jokowi, maka tiga isu itu bisa diatasi,” papar dia.

Namun, jika pertimbangannya Jokowi adalah dukungan partai dan jumlah kursi di DPR, maka Airlangga yang akan dipilih. Sebagai ketua partai, tentu Airlangga mempunyai dukungan jelas dari partai. Tapi, kehadiran Airlangga belum tentu bisa diterima partai lain. Sebab, partai koalisi juga mempunyai calon masing-masing.

Sedikit berbeda dengan Emrus, Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari menilai, cawapres yang akan dipilih Jokowi justru cenderung berlatar belakang santri. Tanpa menyebut nama yang sudah ada, sosok non parpol dengan latar belakang santri yang kuat saat ini justru menjadi kandidat kuat pendamping Jokowi.

ā€Isu yang paling besar menerpa pak Jokowi adalah SARA. Isu ekonomi ada, tapi ujungnya juga mengarah ke SARA. Selain santri yang mampu menangkal, yang punya peluang adalah tentara,ā€ kata Qodari, kemarin.

Kecilnya peluang sosok dari parpol, kata Qodari, karena potensial menimbulkan perpecahan koalisi. Pasalnya, siapapun tokoh parpol yang akan dipilih Jokowi, memiliki peluang besar mendapat panggung politik di pemilu 2024.

ā€Kalau Muhaimin atau Romahurmuziy misal menerima Airlangga (cawapres), sama saja kasih karpet merah. Demikian sebaliknya, jadi saya yakin 95 persen non parpol,ā€ ujar Qodari.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menambahkan, selain Mahfud, sosok yang layak diperhitungkan menjadi cawapres adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Maā€™ruf Amin atau mantan Panglima TNI Moeldoko. Nama Maā€™ruf bisa jadi mulai diperhitungkan oleh poros koalisi gerbong Jokowi, sebagai representasi kelompok umat Islam.

ā€(Maā€™ruf) selama ini terkesan tegas dan tidak memusuhi umat, mengayomi dan ulama cukup menyejukkan politik kebangsaan, sangat bijak, ulama yang di tengah,ā€ kata Pangi.

Sementara itu, menurut hasil survei yang dilakukan The Initiative Institute pada 10-15 Juli, ada sejumlah nama yang layak menjadi pendamping Jokowi. Nama Mahfud MD berada di urutan paling atas sebagai tokoh yang paling layak menjadi cawapres dengan persentase 70,6 persen. Disusul Sri Mulyani 64,1 persen, Chairul Tanjung 62,3 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 60,9 persen, dan tokoh lain seperti Gatot Nurmantyo, TGB Zainul Majdi, Agus Harimurti Yudhyono (AHY), serta Airlangga yang berada di bawah 60 persen.

ā€œDari segi kelayakan Mahfud paling unggul,ā€ terang CEO The Initiative Institute Airlangga Pribadi, kemarin.

Pada klaster tokoh berpengalaman dalam pemerintahan, Mahfud juga menempati posisi tertinggi dengan indeks 0,73, mengalahkan Anies Baswedan, Sri Mulyani, Chairul Tanjung, dan Susi Pudjiastuti. Begitu juga pada klaster tokoh ormas keagamaan, nama tokoh dari Madura itu juga berada di paling atas dengan indeks 0,72, kemudian disusul TGB Zainul Majdi, Khofifah Indar Parawansa, Din Syamsuddin, Haedar Nashir, dan Said Aqil Siradj.Ā (far/lum/bay/JPG)

Update