Selasa, 19 Maret 2024

Korban Kebakaran Ingin Direlokasi ke Nongsa

Berita Terkait

Angelina seorang anak korban kebakaran ditemani ibunya sedang belajar di Posko penampungan korban kebakaran di Kantor Bersama Pemko Batam, Selasa (17/7). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Relokasi ke tempat tinggal baru menjadi harapan utama warga yang menjadi korban kebakaran Ruli Beverly. Hingga kini harapan tersebut masih abu-abu karena terkendala lahan.

“Kalau solusi kaveling, dimana. Kalau dalam bentuk lain gimana,” kata seorang korban, Wardoyo,42, kepada Batam Pos.

Kepastian relokasi, ia akui belum ia dapatkan. Menurutnya, bertahan di posko pengungsian berarti aktivitas harian terputus. Maka dari itu, kejelasan relokasi sangat ia harapkan.

“Yang utama (dibutuhkan) tempat tinggal. Nggak mungkin kita lama di sini kan. Kalau bisa, kami ingin dipindahkan ke Nongsa,” imbuh dia.

Namun demikian, ia meyakini solusi akan persoalan dan harapan masyarakat tersebut akan ada dalam waktu yang tidak lama.

“Sejauh ini kami maklumi, Pemko Batam mungkin sedang berusaha sekuat tenaga. Kami yakin ada solusi,” tambah pekerja bangunan yang sudah 14 tahun tinggal di Ruli Beverly ini.

Warga lain, Suyanto,37, berharap hal yang sama. Tempat tinggal menjadi kebutuhan yang mendesak pasca kebakaran tersebut. “Kalau begini bagaimana anak-anak belajar. Kasihan anak istri. Poin pentingnya itu kaveling,” imbuhnya.

Sementara itu, bantuan dari masyaralat terus berdatangan ke posko penampungan di Gedung Bersama Pemko Batam. Di lokasi, pakain laik bahkan menggunung. Tak hanya itu makanan dan minuman juga kerap berdatangan.

“Kalau soal pakaian dan makanan, alhamdulillah bantuan terus datang,” sela seorang warga rekan Wardoyo.

Sementara itu, Wali Kota Batam Muhammad Rudi di lokasi saat menerima perwakilan 212 Mart yang memberikan bantuan mengaku, solusi masih diusahakan ke Badan Pengusahaan (BP) Batam. Jangankan kaveling untuk relokasi permanen, Rudi megaku relokasi sementara juga masih belum ada solusi.

“Di sini (posko di Gedung Bersama) kan tidak bisa lama, parkir susah. Lokasi sementara yang lain sedang diusahakan oleh Gustian (Kepala DPM PTSP Batam), kira-kira ruko atau lahan kosong lah nanti, ini belum dapat juga,” sebut dia.

Pihaknya mengaku sudah menawarkan relokasi sementara di Rumah Susun (rusun) di bilangan Tanjunguncang. Warga menolak karean kejauhan. “Anak-anak mereka kan sekolah di sekitar ini (Batam Kota),” imbuhnya.

Ia melanjutkan, relokasi permanen juga sedang diusahakan Pemko Batam dengan mengirim Kepala Dinas Pertanahan Kota Batam Aspawi ke BP Batam. Sudah dua hari Pemko Batam mengusahakan hal ini.

“Ini belum ada kabar juga, masih tunggu. Berdoalah semoga dapat tanah dan bisa berikan pada korban. Ini yang saya sebut wujud dari hikmah kejadian ini (dapat lokasi tempat tinggal yang tetap, red),” ujarnya.

Ia mengatakan, setelah mendapat lahan relokasi permanen masyarakat harus pindah. Pemko Batam menjamin bantuan seperti pemindahan anak sekolah hingga embuatan dokumen pendudukan para korban.

“Kami yang mengurus dan akan saya panggil Kepseknya (sekolah tujuan) suruh tampung, selesai,” katanya mengakhiri. (iza)

Update