Kamis, 18 April 2024

Maaf SMKN 1 Tak Bisa Terima Siswa Tambahan

Berita Terkait

batampos.co.id – Puluhan calon siswa baru yang tidak lolos seleksi PPDB online masih berdatangan ke SMKN 1 Batam di Batuaji hingga Selasa (17/7). Mereka berharap agar pihak sekolah kembali membuka pendaftaran tambahan sehingga mereka kembali diakomodir ke sekolah tersebut.

Pantauan Batam Pos di lapangan, ada sekitar 20 an calon siswa yang datang bersama orangtua mereka. Mereka bertahan di depan gerbang sekolah menanti kepastian dari pihak sekolah.

Kepada Batam Pos, puluhan calon siswa itu mengaku tidak rela jika mereka harus tersingkir dari SMKN 1. Mereka bertekad akan terus menunggu agar pihak sekolah mau menerima mereka.

“Saya pengen di sini (SMKN 1). Sebelum lulus (SMP) sudah rencana mau masuk sini. Semoga masih bisa terima,” ujar Vicky, calon siswa.

Senada disampakan Sulaiman, orangtua calon siswa yang bertahan didepan gerbang sejak pagi kemarin. Putera keduanya matian-matian ingin masuk SMKN 1 Batam sehingga sejak Senin (26/7), dia kembali mendatangi sekolah tersebut untuk memintah kebijakan lain sehingga anaknya kembali diterima.

“Demi anak Pak, dari jam 7 pagi tadi saya sudah di sini. Kemarinpun sama. Tapi belum ada kepastian. Pihak sekolah tak mau jumpai kami,” ujarnya.

Selain karena keinginan sang anak, keinginan untuk memasukan anak di SMKN I Batam juga karena faktor ekonomi. Dia mengaku tak sanggup jika harus menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta.

“Inilah satu-satu sekolah negeri di Batuaji. Mau ke kecamatan lain takut tak masuk zonasi,” ujar Sulaiman.

Harapan calon siswa dan orangtua itu sepertinya tidak bisa terwujud sebab menurut kepala SMKN 1 Batam Lea Lindrawijaya, daya tampung SMKN I Batam sudah tidak mencukupi lagi.

“Sudah dari kemarin kami sampaikan bahwa sudah tak bisa lagi. Siswa baru yang sudah diterima sudah mencapai 678 orang. Kalau ditambah lagi mau belajar dimana. Jangan lagi dipaksakan karena sudah overkapasitas ini,” tutur Lea, kemarin.

Jumlah siswa baru yang sudah diterima itu diakui Lea sudah termasuk dengan jumlah siswa tambahan yang diakomodir setelah PPDB online tutup. PPDN online kali lalu SMKN I Batam hanya menerima 552 siswa saja untuk 17 rombel yang tersedia. Namun karena ada kebijakan dari Disdik Kepri maka ditambah 126 siswa lagi.

“Jumlah lokal juga ditambah dua jadi 19. Itupun satu kelas siswanya 40 orang. Padahal aturan hanya 36 saja maksimal perkelas. Jadi memang tak bisa ditambah lagi,” tutur Lea.

Guru SMKN 1, Muhammad Hudawi menerima orangtua calon siswa yang menuntut anaknya masuk sekolah di sekolah SMKN 1, Batuaji, Senin (16/7). Orangtua calon siswa ini menuntut anaknya kepada sekolah supaya diterima masuk sekolah tersebut. F Dalil Harahap/Batam Pos

Menanggapi itu, Kepala Dinas Pendidikak Provinsi Kepri M. Dali menyarankan agar orangtua siswa yang anaknya belum tertampung untuk mendaftar ke sekolah swasta ataupun sekolah negeri lain yang masih memiliki kuota tambahan.

“Saran saya lebih baik ke swasta. Tapi kalau memang tak mampu silahkan cari sekolah negeri terdekat yang masih ada kuota. Jangan paksakan di sini (SMKN I) semua. Kasian nanti kalau semua di sini tentu akan terganggu proses belajar mengajar kedepannya. Mutu pendidikan jadi terganggu,” tutur M. Dali, di SMKN I Batam, kemarin.

Untuk SMKN yang masih bisa menampung siswa tambahan sebut Dali diantaranya; SMKN 3, 4 dan 8 Farmasi di Sagulung. Untuk itu kepada orangtua dan calon siswa yang berkumpul di depan SMKN I Batam untuk mendaftar ke tiga sekolah tersebut.

“Begitu juga SMA, jangan bertumpuk di SMAN 1 dan 3 saja. Masih banyak SMAN lain yang masih bisa menerima siswa tambahan,” ujarnya.

Secara umum sebut Dali, jumlah anak yang akan masuk SMA dan SMK yang tidak tertampung pada PPDB online kali lalu di Batam sebanyak 394 orang. Kepada mereka yang belum tertempung itu dia menghimbau agar mencari sekolah lain yang masih punya kuota tambahan dalam sepekan ini. Jikapun sudah tak bisa lagi jangan dipaksakan dan mencari sekolah swasta.

“Swasta masih banyak yang kekurangan siswa. Kami akan awasi sekolah swasta agar tidak terlalu memberatkan orangtua siswa,” tuturnya. (eja)

Update