Sabtu, 20 April 2024

Tax Holiday Diharap Tarik Industri Kembangkan SDM

Berita Terkait

batampos.co.id –  Untuk mengejar era industri 4.0, pemerintah meyebtkan bahwa salah satu kunci utamanya sumber daya manusia dan inovasi teknologi. Untuk itu, Kementerian Perindustrian mendorong pelaku industri untuk mau lebih fokus berinvestasi pada bidang yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan research and deveopment atau R&D.

Demi mewujudkan hal tersebut, pemerintah mengaku menyiapkan berbagai produk fasilitas yang bisa dinikmati para pelaku industri, seperti misalnya insentif fiskal. Khusus menghadapi industri 4.0, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa pemerintah berharap kepada pengusaha untuk melakukan investasi di sektor pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sebagai imbalannya, pemerintah sudah menyiapkan insentif fiskal berupa libur bayar pajak atau tax holiday dalam kurun waktu yang cukup lama.

”Perusahaan yang invest di bidang pengembangan SDM akan diberikan super deductable tax atau pemotongan pajak bagi industri lebih dari 100 persen dalam waktu 5 tahun. Usulannya sekarang kita bahas 200 persen,” ujar Airlangga di Pullman Hotel Jakarta, kemarin (28/7).

Masuk ke era industri 4.0, lanjut Airlangga, industri akan memasuki era digitalisasi. Human talent dan inovasi pun nmenjadi kunci utama. Oleh karena itu di samping pengembangan SDM, Airlangga juga meminta pelaku industri untuk mengembangkan inovasi sebab bagi perusahaan yang berinvestasi sektor ini juga akan mendapatkan fasilitas pajak di atas 100 persen.

”Ini kesempatan ini bisa ditangkap oleh perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan para industri, karena industri bisa menyediakan fasilitas untuk pengembangan, di samping itu juga perusahaan mendapatkan tax deductable dari situ, sehingga diharapkan terdorong. Ini yang sekarang disiapkan oleh pemerintah,” tambah Airlangga.

Menurut Airlangga pemerintah sudah menerbitkan aturan libur bayar pajak untuk investasi di atas USD 50 juta dengan masa bebas membayar pajak 5-20 tahun. Menurut Airlangga, saat ini pemerintah juga tengah mendorong penyelesaian pembuatan aturan untuk investasi di bawah USD 50 juta yang diberi nama mini tax holiday.

Mengenai sektor yang akan menikmati fasilitas tersebut, untuk tahap awal ada lima sektor yakni industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia termasuk bio kimia.

“Tidak berarti sektor lain tidak penting kita punya 84 sektor dalam rencana induk pengembangan industri, tapi 4.0 kita fokus di 5 sektor, yaitu mamin, tekstil clothing and foot wear, otomotif, elektronik, kimia termasuk bio kimia,” beber Airlangga.

Kementerian Perindustrian mengklaim bahwa sektor manufaktur Indonesia menjadi yang terbesar keempat di dunia di bawah Korea Selatan, Jerman dan juga Cina. Berdasarkan survei yang dilakukan berbagai lembaga baik dalam negeri ataupun luar negeri, kontribusi sektor manufaktur Indonesia terhadap Grosso Domestic Product (GDP) cukup tinggi. “Sektor manufaktur beberapa negara yang menjadi benchmark, itu adalah dari kontribusi GDP, kita terhadap manufakturnya posisinya nomor 4 sesudah Korea China, Jerman dan Indonesia,” urainya.

Beberapa industri yang tercatat berkembang cepat di antaranya adalah industri mesin dan perlengkapan yang tumbuh 14,98 persen, kemudian ada industri makanan dan minuman yang kontribusinya hampir 12,7 persen. Selain itu, kontribusi ekspor Indonesia juga disebut tumbuh di atas sektor lainnya. Pertumbuhan ekspor sektor industri tercatat mencapai 13,14 persen, lebih tinggi dari misalnya sektor pertanian yang hanya tercatat 3,7 persen. (agf)

Update