Jumat, 29 Maret 2024

Baru Dapat di Kesempatan Naik Haji Ke-9

Ketika Jamaah Haji Indonesia Berburu Potongan Kiswah di Makkah

Berita Terkait

Sholeh menunjukkan potongan kain kiswah yang dibelinya seharga Rp 100 juta. (Firzan Syahroni/Jawa Pos)

Butuh akses khusus jika ingin membeli kiswah. Kalau ingin menguji keasliannya, ambil sedikit benangnya, lalu bakar.

FIRZAN SYAHRONI, Makkah

MUSIM haji hampir selesai. Inilah saatnya berburu oleh-oleh. Mendatangi mal, toko, hingga pasar-pasar tradisional di Makkah.

Sebagaimana yang terpantau Jawa Pos (grup batampos.co.id) sepanjang pekan lalu, di Pasar Jaafaria, misalnya, ratusan orang yang mengenakan tas kecil berbendera Indonesia keluar masuk lapak pedagang. Mereka membeli oleh-oleh berupa serban, sajadah, tasbih, gantungan kunci, hingga suvenir khas Saudi.

Tapi, ada sebagian jamaah yang memilih memburu barang-barang langka. Salah satunya adalah potongan kiswah alias kain pelindung Kakbah. Mereka yang mengincar kiswah tidak keluar masuk toko.

Sebab, kiswah memang tidak dijual bebas. Hanya orang-orang tertentu yang memilikinya. Biasanya, potongan kiswah hanya dimiliki pejabat atau keluarga besar Kerajaan Saudi.

Salah seorang yang beruntung bisa membeli kiswah adalah Mohammad Sholeh, jamaah haji asal Surabaya. Pria yang berprofesi advokat itu sudah sembilan kali berkunjung ke Tanah Suci.

Selama itu pula, dia memburu potongan kiswah ke banyak tempat. ’’Setelah sembilan tahun mencari, baru sekarang menemukan kiswah,’’ kata Sholeh saat ditemui Jawa Pos di Makkah pekan lalu.

Dia lantas menunjukkan kiswah yang baru didapatnya. Kain itu berukuran sekitar 50 x 70 cm dan dihiasi kaligrafi emas bertulisanYa Rahman Ya Rahim. ’’Teman saya sudah memeriksa di toko emas. Benang kaligrafi ini benar-benar terbuat dari emas,’’ kata Sholeh.

Dia mendapatkan kiswah itu atas bantuan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang memiliki hubungan baik dengan petinggi Saudi. Mahar yang dibayar Sholeh mencapai Rp 100 juta.

Bagi Sholeh, mahar sebesar itu termasuk murah. Dia lantas membandingkannya dengan kiswah milik mantan Menteri Agama Surya Dharma Ali (SDA) yang dilelang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ’’Kiswah milik SDA saja dilelang laku Rp 450 juta,’’ ungkap Sholeh.

Sholeh yakin kiswahnya asli. Dia berlogika, jika kiswah itu palsu, tentu jumlahnya banyak dan mudah dibeli di toko-toko. ’’Sebab, orang-orang sedunia memburunya,’’ tegasnya.

Selain itu, warga Arab tidak suka mengoleksi kiswah karena dianggap syirik dan bidah. ’’Karena itu, pembesar Saudi mudah memberikannya ke orang lain,’’ ucap Sholeh.

Sebagian orang percaya bahwa kiswah memiliki tuah khusus. Konon, mereka yang memiliki kiswah akan mendapat kesejahteraan, kelancaran rezeki, dan kesembuhan dari berbagai penyakit.

Karena alasan itu pula, banyak yang memburu kiswah. Empat tahun lalu, seorang jamaah umrah ditahan polisi Saudi karena ketahuan menggunting kiswah saat tawaf. Saat diinterogasi, perempuan asal Makassar, Sulawesi Selatan, tersebut mengaku ingin memiliki kiswah untuk pengobatan cucunya yang sakit.

Namun, bukan hal mistis itu yang membuat Sholeh tertarik memburu kiswah. Dia mengaku senang mengoleksi barang-barang antik. Apalagi, kiswah adalah kain yang pernah menempel di Kakbah, kiblat muslim sedunia.

’’Kiswah ini tidak akan saya jual. Akan saya pajang di kantor,’’ kata mantan aktivis mahasiswa tersebut.

Dalam rilis Kerajaan Arab Saudi yang dilansir koran Saudi Gazette disebutkan, kiswah diproduksi di sebuah pabrik yang berlokasi di lahan 10 hektare di wilayah Umm Al-Joud, pinggiran Kota Makkah.

Bahan kiswah terdiri atas 670 kilogram sutra asli, 120 kilogram emas, dan 100 kilogram perak. Berat total kiswah mencapai 1.150 kilogram. Proses pembuatannya melibatkan 200 pekerja dan 23 mesin berteknologi tinggi. Secara keseluruhan, kiswah memiliki tinggi 14 meter dengan lebar total 47 meter.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengganti kiswah setiap tahun. Tepatnya setiap 9 Zulhijah atau saat jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

Biasanya, kain kiswah lama dipotong-potong dan dibagikan sebagai suvenir kepada relasi keluarga kerajaan. Nah, potongan kain itulah yang banyak diburu jamaah haji dari berbagai negara.

Namun, hati-hati jika ingin membeli kiswah. Sebab, tidak sedikit kiswah palsu yang beredar di Makkah. Para pemalsu kiswah tersebut mengincar jamaah haji Indonesia yang awam tentang bahan pembuatan kiswah.

Muhammad Rofi’i, warga Lumajang, Jawa Timur, yang hampir sepuluh tahun tinggal di Makkah menyatakan sering mendapat pesanan kiswah dari Indonesia. Menurut dia, ada tip khusus untuk mengetahui apakah kiswah asli atau palsu.

’’Ambil sedikit benangnya, lalu bakar,’’ ujarnya.

Benang kiswah yang asli akan langsung hancur saat terkena api. ’’Seperti rambut yang dibakar,’’ katanya.

Lain halnya dengan kiswah palsu. Hasil pembakarannya akan lengket dan menggumpal. ’’Mirip benang celana jins yang dibakar,’’ terangnya.

Jawa Pos juga menelusuri jaringan penjual kiswah di Makkah. Ternyata, tidak sedikit mukimin (warga Indonesia yang bermukim di Saudi) yang mengaku memiliki stok kiswah. Namun, penjualan dilakukan secara diam-diam.

Mereka hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Mereka semua mengklaim barang mereka asli karena diperoleh langsung dari petinggi Kerajaan Arab Saudi.

’’Neka asli ongguh. Mon tak asli pabeli poleh kah kule (Ini asli. Kalau tidak asli, kembalikan lagi ke saya, Red),’’ tegas seorang mukimin yang menawarkan kiswahnya.

Harga yang ditawarkan bervariasi, bergantung ukuran dan bentuk potongan kiswah. Untuk kiswah bertulisan Ya Rahman Ya Rahim dan Ya Hayyu Ya Qayyum, dia membuka harga 3.500 riyal atau sekitar Rp 14 juta dengan asumsi kurs 1 riyal sama dengan Rp 4 ribu.

Sedangkan kiswah ukuran panjang yang bertulisan surah Al Ikhlas ditawarkan 16 ribu riyal atau sekitar Rp 64 juta. ’’Itu harga dari saya. Kalau mau Sampeyan jual lagi, bisa pasang harga sendiri. Terserah Sampeyan,’’ katanya.

Namun, pria asal Madura itu mengaku tidak menyimpan kiswah di rumahnya. Potongan-potongan kain tersebut berada di rumah temannya yang asli warga Saudi.

Dia hanya mengirimkan foto-foto melalui WhatsApp kepada Jawa Pos sebagai bukti stok kiswah tersebut benar-benar ada. Ada 13 potongan kiswah yang dia miliki. Melihat sekilas, memang sulit membedakan kiswah asli dengan yang palsu. (*/c5/ttg/jpg)

Update