Rabu, 24 April 2024

Batik untuk Kawula Muda

Berita Terkait

Koleksi Alleira di Plaza Indonesia Men’s Fashion Week. (Inri Sembiring/JawaPos.com)

batampos.co.id – Pergelaran Men’s Fashion Week (PIMFW) yang menampilkan Alleira Batik di Plaza Indonesia membuka wawasan kita bahwa batik telah bertransformasi menjadi busana kekinian dengan sentuhan modern dan lebih muda, yang cocok dikenakan saat hang out.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Alleira Batik bekerja sama dengan desainer asal Malaysia, Michael Ong. Kolaborasi keduanya memang menargetkan anak muda agar batik dapat dikenakan untuk pakaian semiformal.

“Dalam kolaborasi ini, Alleira bertujuan ingin menggaet market baru yaitu anak muda, sehingga baju batik produksi Alleira tidak melulu serius dan diperuntukkan orang dewasa” ujar Zakaria Hamzah sebagai COO Alleira Batik, ketika ditemui pada saat konferensi pers di Jakarta, Senin (24/9).

Dalam fashion show, busana yang ditampilkan berpotongan over size seperti jaket atau lengan panjang dihiasi dengan border sport batik. Setidaknya 24 koleksi yang ditampilkan di runway PIMFW ini.

Sedangkan untuk motifnya, Alleira Bati menggunakan perpaduan motif daun rambat dan kawung. Tentunya dengan permainan warna yang disukai anak muda seperti maroon, emerald green, blue denim, white, black, orange, dan nude.

Untuk memberikan kesan ringan, materila yang digunakan pun snagat nyaman digunakan untuk berkegiatan seperti cotton and silk for the batik, denim spandex, velvet, scuba, cotton, trimming border stripe, jersey cotton, dan corduroy.

Zakaria menuturkan proses pembuatan koleksi Alleira kali hanya dilakukan selama satu setengah bulan. Pengerjaannya masih seperti batik-batik versi Alleira lainnya yaitu handmade.

Sedangkan, Michael Ong pun mengungkapkan keinginannya untuk berkolaborasi karena rasa kagum terhadap indahnya Batik Indonesia. “Batik Indonesia dilukis oleh masyarakat Indonesia dengan cara yang halus, teknik berbagai macam cara, dan coraknya variatif. Saya sangat senang melihat batik Indonesia karena terdapat cerita dibalik motifnya sebab masyarakat Indonesia melukisnya dengan hati,” ujar Michael Ong.

(Inr/JPC)

Update