Minggu, 1 Desember 2024

5 Orang Kepri yang Berpotensi Duduk di BP Batam

Berita Terkait

Ismeth Abdullah, Jon Arizal, John Sulistiawan, Soerya Respationo, Syamsul Bahrum. Foto: istimewa
Ismeth Abdullah, Jon Arizal, John Sulistiawan, Soerya Respationo, Syamsul Bahrum. Foto: istimewa

batampos.co.id – Ketua Dewan Kawasan (DK) Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Darmin Nasution, telah menyerahkan 11 nama yang bakal duduk di unsur pimpinan Badan Pengusahaa (BP) Batam kepada Presiden Joko Widodo, melalui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kamis (10/3/2016) malam.

Meski didominasi orang pusat, namun ada beberapa nama orang Kepri yang diusulkan duduk di BP Batam. Namun siapa figurnya, Mendagri masih enggan menyebutkan.

Namun melihat kebutuhan Batam, beberapa nama yang diprediksi bakal masuk ke jajaran elie BP Batam antara lain:

1. Jon Arizal

Jon saat ini duduk sebagai Wakil Kepala BP Batam. Sosok Jon masih dibutuhkan BP Batam. Dia dinilai memiliki pengalaman karena sedari awal ikut membesarkan BP Batam, lalu pernah menjadi pejabat di Pemprov Kepri sebelum kembali ke BP Batam.

Dengan pengalaman itu, Jon diprediksi mampu membangun sinergi antara BP Batam dan Pemprov Kepri. Jon juga memiliki kemampuan berbahasa asing dengan baik dan punya pengalaman mempromosikan BP Batam ke luar negeri.

2. Ismeth Abdullah.

Ismeth punya pengalaman memimpin BP Batam cukup lama. Juga pernah menjadi Gubernur Kepri. Ismeth juga memiliki relasi yang luas dengan berbagai lembaga perekonomian dunia. Bahkan saat ini Ismeth masih menjadi konsultan bagi investor yang akan menamkan modalnya di Kepri.

Ismeth juga memiliki relasi yang baik dengan pemerintah pusat, sehingga mampu membangun komunikasi dengan Dewan Kawasan maupun kementerian terkait lainnya.

Ismeth juga figur yang dikenal baik di masyarakat Kepri. Mengerti betul persoalan di Batam dan persoalan-persoalan investasi. Ia mampu membangun sinergi dengan semua lembaga.

Soal kemampuan berbahasa Asing, Ismeth tak diragukan lagi.

3. John Sulistiawan

John figur yang cocok masuk ke BP Batam. John memiliki relasi yang bagus dengan para investor yang ada di berbagai negara di dunia, khususnya Singapura dan Malaysia. Pengalamannya mengelola kawasan industri Batamindo membuat ia paham pahit, asam, dan manisnya dunia industri.

Soal kemampuan berbahasa asing, John tak diragukan lagi. Ia juga memiliki relasi yang baik dengan para pengusaha kelas kakap di Batam dan di kota lain di Indonesia.

4. Soerya Respationo

Pernah menjadi Ketua DPRD Batam dan DPRD Kepri, serta Wakil Gubernur Kepri. Pengalaman ini membuat Soerya matang dan memahami betul persoalan Kepri, khususnya Batam.

Tak hanya itu, Soerya adalah sosok yang memprakarsai seinergi BP Batam dan Pemko Batam. Sejak masih duduk sebagai Ketua DPRD Batam, Seorya yang menggagas rakor bersama BP dan Pemko Batam untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang selama ini menjadi sengketa BP dan Pemko Batam. Sosok Soerya dibutuhkan BP Batam untuk tetap membangun harmonisasi BP Batam dan Pemko Batam.

Selain itu, Soerya juga dikenal sebagai figur yang mampu mempersatukan dan membangun hubungan baik dengan berbagai elemen di masyarakat, khususnya para penguyuban yang memang tumbuh pesat di Batam karena Batam kota yang penduduknya majemuk.

Soerya juga dinilai bisa membangun sinergi BP Batam, Pemko Batam, Pemprov Kepri dan lembaga lainnya.

5. Syamsul Bahrum

Dia asli didikan Kepri. Dari sisi pendidikan, Syamsul Bahrum adalah Doktor alumni Australia. Kemampuan bahasa asingnya bisa dikatakan nomor wahid dari figur lainnya.

Syamsul juga memiliki pengalaman di bidang investasi. Di Pemko Batam, dia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Penanaman Modal Kota Batam. Ia mengerti seluk beluk dan keinginan para investor. Sosok seperti Syamsul dibutuhkan BP Batam.

Nah, adakah satu atau lima nama ini masuk dalam daftar usulan DK ke Presiden Jokowi? Medagri Tjahjo Kumolo enggan mengungkapkannya.

“Tunggu saja, nanti diumumkan. Malam ini (Kamis malam, red) kami menyerahkan nama-nama calon pimpinan BP Batam ke presiden,” ujarnya, usai rapat di Kantor Menko Perekonomian di Jakarta, Kamis (10/3/2016). (nur/ara/jpgrup)

Update