Kamis, 25 April 2024

Serunya Parade Tari Kota Batam

Berita Terkait

Pesereta parade tarian daerah Kota Batam dengan nomor urut dua membawakan tarian dengan judul Karena Tatih Kasih Terpisah dari Pulau Lengkang, Belakangpadang yang digelar oleh Disparbud Kota Batam di Nagoya Citiwalk, Nagoya, Lubukbaja, Sabtu (9/4/2016). Foto: Dalil Harahap/batam Pos
Pesereta parade tarian daerah Kota Batam dengan nomor urut dua membawakan tarian dengan judul Karena Tatih Kasih Terpisah dari Pulau Lengkang, Belakangpadang yang digelar oleh Disparbud Kota Batam di Nagoya Citiwalk, Nagoya, Lubukbaja, Sabtu (9/4/2016). Foto: Dalil Harahap/batam Pos

batampos.co.id – Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Batam bersama Nagoya Citywalk menggelar Parade Tari Daerah Kota Batam 2016 di atrium Nagoya Citywalk, Sabtu (9/4/2016). Kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap tahunnya sebagai ajang aktualisasi diri dalam seni tari.

“Selain itu, parade ini bertujuan untuk menggelar seleksi untuk tim tari daerah yang akan mewakili Batam di Parade Tari Kepri di Tanjungpinang, Mei mendatang,” ujar Kepala Dispar (Kadispar) Batam, Yusfa Hendri.

Parade tari ini diikuti oleh tujuh sanggar antara lain Slasih 16 yang membawakan tari berjudul Tarakan Buluh. Kemudian Saidina Ali dengan tarian Karena Titah Kasih Terpisah. Duta Santarina dengan tarian Duriangkang.

Selanjutnya Sri Indera Bupala dengan tarian Janji Di Pulau Buluh, Sanggar Pinang Sinawa dengan tarian Bala Bulu Perindu. Wan Sendari dengan tarian Hantaran Wan Sendari dan terakhir Mayang Sari dengan tarian Bubu.

Sedangkan dewan juri adalah para pakar seni tari seperti Iwan Irawan Permadi dari Pekanbaru, Syafmanefi Alamanda, dan Raja Helmi.

Setiap tari yang dibawakan oleh masing-masing sanggar memiliki cerita tersendiri sesuai dengan temanya mengenai cerita dan legenda. Contohnya Tarian Karena Titah Kasih Terpisah yang dibawakan oleh Saidina Ali. Tari ini menceritakan tentang tali kasih antara Hang Tuah dan Tun Eja yang terpisah karena titah raja.

Kisah yang lebih menarik lagi datang dari Tarian Duriangkang yang dibawakan oleh sanggar Duta Saidina. Tarian dengan jelas menceritakan asal muasal kata Duriangkang. Konon kabarnya pelaut tersohor bernama Qari Abdul Malik dari Bugis pernah terdampar di teluk yang memiliki banyak duri yang membuat kapalnya tidak bisa bergerak.

Sang kapten pun memerintahkan anak buahnya mencabut duri-duri itu. Dan dari perintah sang kapten, maka lahirlah kata Duriangkang (cabut duri) yang menjadi asal muasal nama Dam Duriangkang di Batam.

Tujuh sanggar yang mengikuti acara ini telah diseleksi terlebih dahulu oleh panitia. Dan kelak pemenang akan mendapat pembekalan lagi untuk mewakili Batam ke tingkat provinsi. Prestasi tertinggi Batam adalah pernah menjadi juara I tingkat provinsi, kemudian Sumatera, dan terakhir juara dua di tingkat nasional pada tahun 2011.

“Satu tim diperkenankan membawakan dua tarian daerah, jadi kemungkinan akan ada dua sanggar yang mewakili Batam di tingkat provinsi, dan mereka akan dilatih oleh koreografer lokal dan nasional,” jelasnya.

Yusfa juga menargetkan parade tari ini dapat menjadi aset utama pariwisata Batam yang dapat dijual untuk menarik perhatian wisatawan.

“Pada acara ini saja, ada 25 wisatawan dari Korea Selatan yang ikut menyaksikan,” pungkasnya.(leo/bp)

Update