Selasa, 14 Januari 2025

DPRD Tuding DKP Batam Tempatkan Petugas Kebersihan Hanya di Pusat Kota

Berita Terkait

Tumpukan sampah di pinggir jalan depan Perumahan Jupiter, Batuaji. Foto: Ahmad Yani/ Batam Pos
Tumpukan sampah di pinggir jalan depan Perumahan Jupiter, Batuaji. Foto: Ahmad Yani/ Batam Pos

batampos.co.id – DPRD Kota Batam menuding Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Batam hanya menempatkan petugas kebersihan di pusat Kota, seperti Nagoya dan Batam Centre. Sedangkan di wilayah lain seperti di Sagulung dibiarkan kotor.

“Di Sagulung tak pernah terlihat petugas yang menyapu jalan,” kata Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, Djoko Mulyono usai memantau jalan di daerah Sagulung bersama anggota Komisi II Lainnya, Senin (18/4).

Menurut Djoko, jalan di wilayah itu dipenuhi sampah, pasir, dan tanah. “Parit tersumbat, dedaunan pun tak diangkat, berserakan dimana-mana,” beber Djoko.

Padahal, kata Djoko petugas kebersihan jumlahnya cukup banyak, mencapai 1.035 orang. Mulai dari petugas pengangkut sampah, potong rumput, supir lori sampah, dan lain sebagainya. “Bila terencana dengan baik, harusnya masalah ini tak terjadi,” kata Politikus Partai Golkar ini.

Namun kenyatannya, lanjut Djoko, tak lebih dari menghabiskan anggaran daerah saja. Untuk penyapu jalan saja yang lebih kurang jumlahnya 200 orang, menghabiskan anggaran Rp 9 Miliar pertahun. “Tidak ada rencana dan target agar Batam tetap bersih,” tuturnya.

Kata dia, permasalahan kebersihan tidak hanya itu saja, namun juga terkait pengangkutan sampah rumah tangga. Misalnya, di jalan Kavling Baru Sagulung disitu terdapat satu bin kontainer, tapi sampah masih saja berserakan. “Petugas selalu memilah-milah sampah yang memiliki nilai ekonomis, seperti kaleng, botol plastik dan lain sebagainya,” katanya. Sampah rumah tangga yang tak memiliki nilai ekonomis dibiarkan begitu saja.

Kabid Kebersihan DKP Kota Batam, Yudi Admaji menyangkal tuduhan tersebut. Menurut Yudi, petugas kebersihan yang berjumlah 221 orang terjadwal dan tersebar di seluruh wilayah Kota Batam. “Di Sagulung kita tempatkan sekitar 18 orang, bisa dicek,” ungkapnya.

Menurut Yudi, banyaknya sampah serta tanah di jalan umum, karena buruknya kesadaran masyarakat. Pengendara kadang begitu saja membuang sampah. Potong timbun tanah, seenaknya mengangkut tanah, hingga berceceran dimana-mana. “Kita bersihkan dari pagi hingga sore hari, dari Senin hingga Sabtu. Malam seperti itu lagi,” kata Yudi.

Mengenai dedaunan yang berserakan di jalan, menurut Yudi kebersihannya menjadi tupoksi bidang pertamanan. “Bukan kita (bidang kebersihan), bagian pertamanan bukan hanya memotong ranting, tapi juga mengakut dan membersihkan,” tutupnya. (hgt)

Baca juga:

Jarang Diangkut, Warga Buang Sampah di Pinggir Jalan

Update