batampos.co.id – Urbanisasi merupakan satu permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Pemko Batam, termasuk Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam. Jumlah pendatang yang masuk ke Batam bukan hanya wajah baru, akan tetapi juga yang pernah di Batam, akan tetapi terpaksa dipulangkan karena masalah kesejahteraan sosial.
“Selain mengetaskan kemiskinan, masalah pendatang baru juga sulit diatasi, ” kata Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam, Raja Kamarulzaman beberapa waktu lalu.
Pendatang yang datang atas modal nekad. Tidak memiliki keluarga, pekerjaan, bahkan tempat tinggal saat tiba di Batam.
“Inilah sumber masalah kesejahteraan sosial,” jelasnya.
Selain rutin menggelar razia bersama Satpol PP Kota Batam, Dinsos juga memberikan pelatihan kepada mereka yang terjaring, sebelum akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya.
Pendatang seperti inilah yang membuat angka kemiskinan di Batam naik. Karena tidak punya keahlian pekerjaan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengemis. Berdasarkan data yang dirilis pada Januari-Maret 2016 terdapat 49.237 warga miskin baru dan hampir miskin di Batam.
Untuk mengantisipasi meningkatnya kemiskinan di Batam. Salah satunya, melalui program keluarga harapan. Program ini membantu masyarakat yang memiliki penghasilan rendah, untuk mendapatkan bantuan.
Bantuan yang diberikan disalurkan langsung ke rekening yang bersangkutan, langsung dari Kemensos. Bantuan berupa pembiayaan sekolah, hingga kesehatan keluarga. Saat ini telah ada sekitar 3 ribu kepala keluarga yang terdaftar dalam keluarga harapan.
“Kami mendata saja, bantuan langsung dari Kemensos,” tukas dia.
Beberapa waktu lalu, Wali kota Batam, Muhammad Rudi juga mengatakan, pendatang baru yang datang ke Batam harus memiliki keahliah. Dia juga berpesan kepada pemudik untuk tidak membawa serta merta keluarga baru ke Batam.Hal ini dikarenakan lebih dari seperempat penduduk Batam masih hidup dibawah garis kemiskinan.(cr17)