Jumat, 19 April 2024

Gundahnya Hati Orangtua yang Anaknya Ditangkap Densus 88

Berita Terkait

Ilustrasi penangkapan terduga teroris. Foto: tempo.co
Ilustrasi penangkapan terduga teroris. Foto: tempo.co

batampos.co.id – Sejak Densus 88 melakukan operasi penangkapan orang-orang yang Densus klaim terduga jaringan teroris Bahrum Naim di Batam, Jumat (5/8/2016) lalu, hingga saat ini para orangtua yang anaknya diciduk makin gundah.

Orangtua tidak bisa bertemu dengan anak mereka, bahkan tempat anak mereka ditahan pun tidak diberitahu. Bahkan, pemberitahuan dari kepolisian hingga saat ini tidak ada.

Baca Juga: Kapolda Kepri Sebut Dana untuk KGR Dikirim Bahrum Naim via Western Union

Orangtua Hadi (sebelumya berinisial HGY) misalnya. Mereka mengaku sangat cemas dengan kondisi putra pertamanya itu. Namun mereka tak tahu harus kemana mencari informasi tentang anaknya tersebut.

“Ibunya yang sangat khawatir sampai nggak (bisa) tidur, nggak makan mikirin Hadi. Ingin sekali tengok Hadi, tapi nggak tahu harus ke mana,” ujar HMD, ayah Hadi, saat ditemui di rumahnya di Taman Karina Batuaji, Batam, Kepri, seperti diberitakan JPNN (Jawa Pos Group), Selasa (9/8/2016).

HMD mengatakan, ia dan istrinya sangat ingin bertemu dengan Hadi. Namun dia tak tahu harus kemana menemui anaknya itu.

HMD enggan berkomentar banyak lagi terkait tuduhan teroris yang diarahkan kepada putranya yang baru berusia 20 tahun itu. Dia pasrah dengan berbagai informasi yang beredar tentang anaknya. Namun ia sangat yakin tuduhan jaringan teroris yang dialamatkan Densus kepada anaknya tidak benar.

“Nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Semoga semua tuduhan itu tidak benar,” katanya.

Seperti diketahui, Hadi merupakan satu dari enam orang yang oleh Densus menyebut jaringan teroris Khatib Gigih Rahmat (KGR) yang berafiliasi dengan Bahrum Naim.

Hadi ditangkap saat naik sepeda motor bersama rekannya, M Tegar Sucianto. Namun belakangan Tegar dibebaskan.

Sehingga, saat ini tinggal lima orang yang masih ditahan. Masing-masing Gigih Rahmat Dewa, 31, Trio Syafrido, 46, Eka Saputra, 35, Tarmidzi, 21, dan Hadi Gusti Yanda, 20.

Gigih dan empat rekannya sendiri hingga saat ini belum pernah dimunculkan ke publik sejak ditangkap. Mereka juga belum pernah dikasi kesempatan mengklarifikasi semua tudingan yang dialamatkan kepadanya dan rekannya. Lokasi dimana mereka ditahan pun enggan disebutkan polisi.

Kapolda Kepri, Brigjen Pol Sam Budigusdian, masih merahasiakan keberadaan kelima warga Batam itu. Namun Sam memastikan posisi mereka masih di Batam. (ceu/opi/ska/eja/ray/jpnn)

Update