Jumat, 19 April 2024

Ini Penyebab Jalan di Batam Mudah Rusak

Berita Terkait

Lubang di jalan Kerapu ini mengancam keselamatan pengendara. Foto: Dalil harahap/batampos
Lubang di jalan Kerapu ini mengancam keselamatan pengendara. Foto: Dalil harahap/batampos

batampos.co.id – Batam hingga kini tak memiliki kelas-kelas jalan. Sehingga seluruh kendaraan jenis apa pun, bisa berlalu lalang di jalan kelas rendah maupun tinggi. Hal ini membuat jalan yang ada di Batam, sangat rentan rusak dan tak bertahan lama.

“Beda dengan daerah Jawa, ada batasannya,” kata pengamat jalan, Januarto dari Universitas Batam (Uniba) kepada koran Batam Pos (grup batampos.co.id), Selasa (27/9/2016).

Batasan yang dimaksud yakni ada kategori yang dibuat pemerintah daerah. Dimana ada jalan yang khusus hanya boleh dilewati kendaraan ringan, sedang, dan berat.

“Kalau di Jawa, jalan yang kategori rendah, hanya diboleh dilewati kendaraan ringan. Tapi kalau disini kita liat, tak ada batasan,” ucapnya.

Jalan di Batam yang kualitas rendah, bisa dilalui kendaraan kelas berat. “Kadang ini membuat jalan cepat ambrol (rusak,red),” ujarnya.

Penyebab lainnya, jalan di Kota Batam juga cepat hancur karena drainase yang kurang baik. Pada saat hujan, jalan-jalan gampang tergenang air.

“Padahal jalan dengan menggunakan sistem print aspal, sangat rentan akan genangan air,” tuturnya.

Bila terjadi terus menerus, kata Dosen Uniba ini, jalan yang dapat dipergunakan dalam hitungan tahun, bisa jadi hanya hitungan bulan sudah sudah rusak.

“Apalagi itu dilalui truk-truk putih (lori pembawa tanah reklamasi,red) yang sering kita lihat,” ungkapnya.

Seberapa baik jalanan di Batam? Menurut Januarto jalan di Batam, masih kalah dibandingkan di daerah Jawa.

Jalan di Jawa dibuat dengan menggunakan pondasi batu besar. Lalu diratakan, setelah itu ditambah dengan batu ukuran sedang. Dan kembali diratakan. Setelah itu jalan tersebut ditaburi batu-batu krikil. “Setelah itu baru di-print aspal,” tuturnya.

Sementara itu jalan di Batam, hanya diberi timbunan tanah bauksit lalu diratakan. Setelah itu dilapisi batu krikil, dan langsung di-print aspal.

“Kenapa tak menggunakan batu, karena kondisi sumber daya alam. Disini tak banyak memiliki batu-batu besar, yang banyak ditemukan di Jawa,” terangnya.

Dengan grade jalan tak sebaik di daerah Jawa, ditambah sering dilalui kendaraan kelas berat. “Plus drainase yang tak baik, jalan di Batam cepat sekali hancurnya,” ucapnya.

Tak memiliki bebatuan, sebagai pondasi jalan. Batam masih memiliki opsi, kata Januarto memiliki jalanan yang kuat.

“Jalan dengan rangka besi, lalu di beton. Mungkin sudah melihat di beberapa jalanan Batam,” ungkapnya.

Jalan dengan menggunakan rangka besi serta dicor beton, menurut alumni teknik sipil Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta tersebut sangat kuat dan tahan. “Tapi kekurangnya ada, tak semulus jalan aspal,” imbuhnya.

Mengenai biaya, kata Januarto jalan dengan menggunakan rangka besi ini jauh lebih mahal dibandingkan jalan aspal.

“Bisa dua atau tiga kali biaya pembuatan jalan aspal,” ungkapnya.

“Tapi kalau soal daya tahan dan kekuatan, paling baik jalan ini (jalan menggunakan rangka besi,red),” pungkasnya. (ska/bp)

Update