Sabtu, 20 April 2024

Sembilan Imigran Ganteng Dikirim ke Rudenim Tanjungpinang

Berita Terkait

Imigran yang dikirim ke Rudenim Tanjungpinang, Rabu (28/9/2016). Foto: batampos
Imigran yang dikirim ke Rudenim Tanjungpinang, Rabu (28/9/2016). Foto: batampos

batampos.co.id – Sembilan imigran ganteng asal Afghanistan dan Pakistan yang diduga terlibat jaringan prostitusi di Batam, dikirim ke rumah detensi imigrasi (rudenim) Tanjungpinang, Rabu (28/9/2016) lalu.

Imigrasi Batam berdalih pemindahan ini disebabkan beberapa WNA tersebut sering berbuat ulah. Agus menuturkan mereka berusaha mencari perhatian dan sensasi.

“Salah satunya, mencoba mengelabui petugas dengan pura-pura bunuh diri,” kata Kepala kantor Imigrasi Batam, Agus Widjaja seperti diberitakan koran batampos (batampos.co.id Group) hari ini (29/9/2016).

Karena tak ingin kecolongan dan terjadi hal yang tak diinginkan, Agus memutuskan memindahkannya.

“Kalau di sini, penjaganya kurang. Dan fasilitasnya kurang memadai. Makanya kami pindahkan agar lebih gampang dikontrol,” ungkapnya.

Agus berharap dapat memberikan efek jera. Sehingga membuat para imigran lainnya, tak lagi berbuat makar di Batam.

Di rudenim, sembilan orang tersebut dipisah dengan penghuni lainnya.

Sebab Agus tak ingin mereka memengaruhi penghuni rudenim lainnya. “Mereka akan kami isolasi dulu,” ujarnya.

Saat ini masih ada satu orang WNA, bernama Justin alias Milad menetap di Batam. Sebab Justin ditengarai memiliki peran sentral dalam prostitusi online ini.

“Dia tokoh utamanya, jadi pihak Polresta masih membutuhkan keterangan dari dia (Justin,red),” ucapnya.

Salah satu imigran yang dibawa ke Rudenim Tanjungpinang, MA, menyangkal telah berbuat salah selama ini. Mohsin juga membantah tuduhan bahwa dirinya gigolo.

“Saya atlet karate, dan tak akan pernah menjadi seorang gigolo. Saya tak tahu apa-apa. Sebab tiba-tiba saja mereka sudah menangkap saya dan menuduh berbuat kriminal,” ucapnya dalam bahasa Inggris dari dalam bus detensi di Kantor Imigrasi Batam.

Mereka dikawal 21 petugas imigrasi menggunakan dua bus imigrasi. “Menggunakan (kapal) roro, kami kawal dengan ketat,” tukas Agus. (ska/ray/jpnn)

Update