Jumat, 19 April 2024

Jasad Robby Ditemukan di Dasar Dam

Berita Terkait

Sejumlah anggota Basarnas dan Polisi dan lain mengevakuasi Robi korban tenggelam di Sei Ladi, Senin (5/12). / Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos
Sejumlah anggota Basarnas dan Polisi dan lain mengevakuasi Robi korban tenggelam di Sei Ladi, Senin (5/12). / Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Robby Aditya Hanumsyah yang menghilang saat kegiatan latihan pramuka akhirnya ditemukan tewas, Senin (5/12) pagi sekitar pukul 08.20 WIB. Siswa kelas III SMA Negeri 4 Batam ini, tewas tenggelam dan ditemukan di dasar Dam Seiladi dengan ketinggian air 4 meter.

Robby sempat dinyatakan hilang pada Minggu (4/12) malam di dalam Dam Seiladi. Jasadnya ditemukan tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polair Polresta Barelang, dan Sat Sabhara. Pencarian dilakukan dengan menggunakan empat speed boat karet.

Kapolresta Barelang, Kombes Pol Helmy Santika mengatakan Robby merupakan anggota Pramuka Satuan Karya (Saka) Bhayangkara Polresta Barelang. Ia mengikuti latihan hiking bersama 49 rekannya menuju kawasan Dam Seiladi.

“Pramuka ini terdiri dari siswa berbagai macam sekolah dan di bawah binaan Polresta Barelang. Kegiatan ini rutin setiap minggunya,” ujar Helmy di Mapolresta Barelang.

Helmy menjelaskan di perjalanan mereka melewati dan menyeberangi aliran Dam selebar 6 meter. Namun, pijakan kayu tempat penyeberangan tersebut patah. “Di saat bersamaan, rekan-rekan korban panik. Dan beberapa rekan korban ikut tenggelam. Kemudian korban berusaha menyelamatkan rekannya yang tidak bisa berenang,” jelas Kapolresta.

Helmy menduga Robby tewas akibat kelelahan. Sebab, korban berhasil menyelamatkan beberapa rekannya dari deretan arus air. “Kemungkinan korban kehabisan tenaga. Sehingga ikut tenggelam,” kata Helmy.

Saat kejadian, Robby bersama puluhan anggota Pramuka tersebut bertolak dari Mapolresta Barelang pada Minggu (4/12) sekitar pukul 15. 30 WIB. Mereka didampingi anggota Polresta Barelang dan melalui perbukitan di belakang Polresta menuju kawasan Dam Seiladi. “Lokasi itu (jalur hiking) sudah sering digunakan dan dilalui. Bahkan, kegiatan itu diawasi oleh anggota (Polresta Barelang,” tegas Helmy.

Menurut Helmy, Robby sudah lama tergabung di Pramuka Saka Bhayangkara Polresta Barelang. Ia termasuk salah satu anggota senior yang berprestasi.
“Dengan kejadian ini, kami turut berduka sedalam-dalamnya. Sebab, kami kehilangan aset Polresta dan tindakannya seperti pahlawan yang menyelamatkan rekan-rekannya,” papar Helmy.

Hal senada disampaikan Kasatpol Air Polresta Barelang, Iptu Arsyad Riyadi. Dia mengatakan korban berhasil dievakuasi dari dasar Dam. “Kita temukan tak jauh dari lokasi tenggelam dan berada di dasar air,” ujarnya.

Pantauan Batam Pos, jasad Robby ditemukan dengan seragam lengkap pramuka. Saat proses evakuasi, terlihat orangtua korban menangis histeris.
Sementara itu, Nur Asma, ibu korban yang didampingi beberapa kerabatnya tampak hadir di lokasi kejadian menunggu proses pencarian oleh tim gabungan.

Dengan duduk di bibir Dam Seiladi, air mata Nur Asma tak henti-hentinya membasahi pipinya. Sekitar pukul 08.20 WIB, tangis Nur Asma semakin menjadi-jadi, setelah mendengar dari peralatan radio tim pencarian, yang mengabarkan bahwasanya jasad Robby telah ditemukan.

Ia pun terus memanggi-manggil anaknya itu saat tim gabungan menurunkan jenazah Robi dari perahu karet berwarna abu-abu. “Anak ku… Anak ku… Robby… Robby…,” ujarnya saat meratapi anaknya yang telah meninggal dunia.

Beberapa kerabat yang ikut hadir di lokasi kejadian langsung berusaha menenangkan Nur Asma dan suaminya yang tampak lebih tegar dari istrinya, hingga akhirnya, Nur Asma pun jatuh lemas melihat anaknya itu. “Yang sabar ya buk… Sabar Pak…,” ujar beberapa kerabatnya itu.

Tenggelam karena Tolong Teman

Robby tenggelam karena menolong dua rekan pramukanya. Hal itu diketahui Emil dari cerita kawan Robby. Disampaikannya, ketika itu Anggota Pramuka Saka Bhayangkara tengah mendapat tugas mencari baret. Mereka harus melintasi Dam Seiladi. Di sana, telah terpasang tali untuk media melintas. Sayangnya, tali itu tali rafia.

Para anggota kemudian melintasi Dam dengan berpegangan pada tali. Robby ketika itu melihat dua kawannya hampir tenggelam. Ia tahu, kedua kawan itu tak bisa berenang. “Karena dia (Robby) bisa berenang, dia tolong dua temannya itu,” kata Emil. Dua rekan itu selamat. Malangnya, justru Robby yang tak selamat. “Katanya, dia kehabisan nafas, lalu pingsan, dan tenggelam,” jelasnya.

Emil tidak percaya, anaknya tewas dalam latihan pramuka kali ini. Ia tergolong remaja tangguh. Berkali-kali ia mengikuti kegiatan kepramukaan dan siswa kelas XI SMAN 4 itu bisa bertahan. Robby terdaftar sebagai Anggota Pramuka Saka Bhayangkara sejak kelas X SMA. Itu satu-satunya kegiatan yang ia geluti usai sekolah. Robby memang ingin mengikuti kegiatan pramuka. “Ia (Robby) bercita-cita jadi polisi,” ungkapnya.

Hari Minggu itu, Robby berangkat pagi-pagi pukul 08.00 WIB dari rumahnya di Tiban Lama. Emil yang melihat anaknya bersiap-siap, menegurnya. “Mau kemana?” tanya Emil. “Mau Saka,” jawab Robby.

Emil tak bertanya-tanya lagi. Sudah menjadi kebiasaan Robby pergi latihan pramuka setiap hari Sabtu dan Minggu. Dan ia pulang tak lebih dari pukul 21.00 WIB. “Saya orangnya ketat sama anak. Saya harus jaga dia baik-baik. Makanya, kalau pukul 21.00 WIB, dia belum pulang, saya selalu cari,” tutur Emil. (opi/ceu/cr17/cr1)

Update