Jumat, 19 April 2024

Mengais Harta Karun di Pulau Berhala, Kepri

Berita Terkait

batampos.co.id – Pada bulan Maret 2016 lalu, aktifitas mencari karta dari kapal tenggelam pernah terjadi di perairan selat Pompong kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri. Namun upaya pencurian berhasil digagalkan pemerintah setempat.

Pada penghujung tahun 2016 ini, perairan pulau Berhala menjadi salah satu lokasi pemburu harta karun beraksi.

Menurut informasi dari masyarakat, pulau Berhala tidak hanya dikenal menyimpan sejuta misteri dan kekayaan alam. Namun karena merupakan jalur perdagangan sejak berabad lalu diduga banyak kapal tenggelam diperairan tersebut.

Hal ini juga pernah disinggung Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Susi Pudjiastuti yang mengatakan diperairan Lingga diduga menyimpan kapal Vasco de Gama yang tenggelam berabad-abad silam.

Sejak beberapa bulan terakhir sejumlah oknum diduga melakukan aktivitas penyelaman barang antik. Akitivitas ilegal inipun ditenggarai berhasil menemukan temuan berupa koin berbahan logam mulia dan juga barang-barang porselin seperti mangkuk dan kramik.

“Koin-koin, mangkok porselin, ada meriam juga dua buah yang sudah diangkat oleh pemburu harta karun. Tapi sekarang entah dibawa kemana,” ungkap salah seorang sumber yang meminta namanya tidak ditulis.

Aktivitas ini terang sumber tadi telah berlangsung sejak 3 bulan terakhir. Perairan Berhala dikenal cukup ekstrim dan memiliki ombak yang besar. Selain itu juga minimnya pengawasan di pulau yang pernah menjadi sengketa kepemilikan beberapa waktu lalu antar Kepri dan Jambi ini membuat aktifitas pemburu harta karun bisa leluasa.

“Mereka kerja tengok bulan dan arus. Kalau bulan besar arus laut tenang. Kerjanya tapi tak bisa lama, paling-pling cuma bisa 5 hari. Dalam satu bulan mereka kerja full di laut hanya 10 hari saja. Kita tidak berani mendekat karena ada yang mengawal kerjaan mereka,” jelas sumber tadi sambil memperlihatkan beberapa bukti foto barang-barang yang berhasil diangkat dari laut Pulau Berhala.

Menurut sumber tadi, aktifitas ini dikerjakan oleh orang-orang diluar pulau Berhala. Sebab, warga sendiri terangnya tidak mengetahui aktifitas pemburuan antik dilaut Berhala.

“Biasanya kalau mereka mau ambil atau nyelam harta karun ada satu kapal yang kerja. Nanti ada satu kapal lagi yang mengawal yang melindungi aktifitas itu,” beber sumber tadi.

Sementara itu  kepala dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kabupaten Lingga, Kasiman yang ditemui koran Batam Pos mengaku belum mendapat informasi terkait aktifitas pencurian BMKT di perairan Berhala.

“Saya malah baru tahu. Nanti segera kami cek,” kata Kasiman singkat.

Di tempat lain, Kasi Pengawasan DKP Lingga Sabran Okta yang dikonfirmasi terkait hal ini menambahkan pengangkatan barang muatan kapal tenggelam (BMKT) saat ini masih dalam moraturium. Aktifitas pengangkatan maupun survey hanya boleh dilakukan mereka yang memiliki izin sebelumnya. Sementara diperairan Berhala bukan menjadi wilayah pengangkatan BMKT. Sehingga jelas, aktifitas di Berhala adalah pencurian dan penjarahan yang perlu segera dilakukan tindakan.

“BMKT masih moratorium. Yang boleh melaksanakan pengangkatan mereka yang punya izin sebelumnya. Untuk wilayah Kepri hanya ada dua titik. Di Lingga pengangkatan diperairan Batu Belubang dan kegiatan survei BMKT di Bintan,” jelas Sabran.

Sementara terkait dugaan ekplorasi harta karun bawah laut di perairan Berhala, Sabran mengatakan pihaknya akan segera teruskan kepada Satgas 115 dan tim pengawas untuk melakukan pengawasan diperairan Berhala. (mhb)

Update