batampos.co.id – Jika Bank Indonesia Badan Pengusahaan (BP) Perwakilan Kepri memprediksi Ekonomi Kepri, khususnya Batam 2016 bakal cerah sepanjang sumber perekonomian andalan dioptimalkan, hal berbeda diungkapkan pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam.
BP Batam memprediksi tahun 2017, Ekonomi Batam tak jauh berbeda dengan 2016 karena ekonomi Batam sangat dipengaruhi situasi ekonomi global yang hingga saat ini belum stabil.
Untuk tahun 2017, BP Batam memperkirakan pertumbuhan ekonomi sama seperti tahun ini berkisar hingga 6 persen.
“Batam tak lepas dari pengaruh ekonomi global. Dan diperkirakan akan mengalami penurunan kontinu pada 2017. Pertumbuhan ekonomi akan terus berjalan walau tidak sebaik tahun 2016,” ungkap Deputi V BP Batam, Gusmardi Bustami, Jumat (24/12/2016).
Namun, Bp Batam menilai proyeksi BI dapat saja dicapai asal semua stakeholder, termasuk BP Batam, melakukan upaya ekstra untuk menjaga stabilitas ekonomi di Batam.
Gusmardi menegaskan tahun depan, seluruh komponen masyarakat dan pemerintahan di Batam tidak bisa bekerja seperti biasa lagi.
“Semua komponen harus bersatu. Perlu upaya ekstra untuk bisa menjaga kondisi perekonomian tahun depan,” ungkapnya.
Lalu apa yang menjadi fokus BP Batam untuk bisa menjaga stabilitas ekonomi pada tahun 2017? Pria berkacamata ini mengungkapkan BP Batam akan memperbaiki infrastruktur dan perizinan.
“Pelabuhan dan bandara akan ditingkatkan. Proyek-proyek perbaikan akan dilakukan dan itu membutuhkan studi dan proses,” jelasnya.
Infrastruktur yang baik sangat penting untuk menjaga tingkat realisasi investasi yang masuk ke Batam. “Obat perbaikan ekonomi Batam adalah investasi. Infrastruktur sangat erat kaitannya untuk menumbuhkan investasi,” jelasnya.
Prioritas berikutnya adalah pembenahan masalah lahan, khususnya lahan tidur. “Masalah lahan harus diselesaikan. Jangan orang datang cari lahan saja susah, padahal lahan tidur kan banyak,” ungkapnya.
Proyeksi anggaran Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk tahun 2017 berkisar Rp 1,7 triliun. BP Batam menargetkan anggaran ini untuk pembangunan infrastruktur seperti Pelabuhan Kabil dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bengkong yang bekerjasama dengan Korea.
Anggaran tahun 2017 bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lewat Kementerian Keuangan sebesar Rp 529 miliar. Dan sisanya berasal dari tarif layanan BP Batam seperi tarif Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO), tarif pelabuhan, rumah sakit dan lainnya.
Direktur Publikasi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono mengatakan anggaran tersebut akan difokuskan untuk infrastruktur. “Yang besar antara lain untuk pembangunan awal Light Rail Transit, pelabuhan Kabil, perluasan RSOB dan pembangunan IPAL,” ungkapnya, Kamis (22/12/2016).
Pembangunan awal Light Rail Transit (LRT) memakan pagu anggaran sebesar Rp 100 miliar. Andi mengatakan lelangnya akan dilakukan Desember ini dan proyeknya mulai dikerjakan tahun depan. Namun dana tersebut diperkirakan hanya untuk melakukan studi awal mengenai kelayakan transportasi publik tersebut untuk Batam.
Sedangkan untuk IPAL di Bengkong, BP Batam menganggarkan Rp 319 miliar. Andi memaparkan IPAL tersebut memiliki kapasitas 250 liter per detik, untuk melayani sebagian limbah yang dihasilkan rumah tangga. IPAL itu dibangun dari pinjaman lunak dari sebuah institusi di Korea. IPAL tersebut dapat mengolah air limbah menjadi air yang dapat digunakan kembali untuk keperluan industri serta menanam tanaman.
“Kalau konsumsi belum bisa,” katanya.
Sementara untuk Pelabuhan Kabil, BP Batam menganggarkan Rp 130 miliar untuk membangun dermaga curah. Dermaga curah Kabil yang ada saat ini dinilai tidak mampu melayani bongkar muat yang semakin hari semakin meningkat.
Andi mengatakan pengembangan dermaga curah kabil yang lebih kurang seluas 10 Ha dimaksudkan melayani lalu lintas dan bongkar muat CPO. Pertama, terbangunnya dermaga utama dengan panjang 273,6 m, lebar 33 m dengan kapasitas kapal 35.000 DWT, kedalaman alur kolam dermaga 12 mdpl. Kedua, terbangunnya sarana pontoon/ dermaga wharf sepanjang 101 m dengan kedalaman kolam 6 mdpl. Ketiga mempercepat wakti sandar dan bongkar muat operasional pelabuhan.
Dan terakhir BP Batam akan membangun gedung baru di RSOB yang akan digunakan sebagai pusat pengobatan penyakit jantung. “Kelak RSOB akan menjadi rujukan dari rumah sakit yang ada di Batam,” jelasnya.
Nilai anggaran yang diperlukan mencapai 53,67 miliar. Kemudian untuk belanja pegawai dan operasional lainnya mencapai Rp 300 miliar. “Sedangkan untuk perbaikan jalan dan lainnya tetap akan menjadi prioritas walaupun anggarannya kecil,” ujarnya.
Selain berfokus pada pembangunan infrastruktur, BP Batam dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam sedang menunggu hasil dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang hubungan kerja dan wilayah kewenangan antara keduanya. Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam, Tri Novianto mengungkapkan hal tersebut tengah dibahas oleh pemerintah pusat.
“Untuk membantu iklim investasi, pemerintah tengah menggodoknya di pusat,” ungkapnya kemarin (27/12) dalam acara Forum Ekonomi Kadin Batam 2017 di Batamcentre.
Ia mengakui lalu lintas ekspor dari Batam mengalami penurunan. “Jumlah peluncuran kapal cukup menurun,” ungkapnya. (leo/opi)