batampos.co.id – Kalangan pengusaha Batam bakal menjadikan 2017 menjadi momentum balik pertumbuhan ekonomi Batam. Asalkan sektor pariwisata digarap dengan baik untuk mengimbangi perlambatan ekonomi global.
“Program pemerintah harus menitikberatkan pada sektor pariwisata. Dimulai dengan pembenahan infrastruktur, penambahan transportasi publik, dan menciptakan badan pariwisata seperti Batam Tourism Board (BTB),” ungkap Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Jadi Rajagukguk, Rabu (28/12/2016).
Dunia maritim di Kepri khususnya di Batam sudah sepantasnya dikembangkan mengingat sektor industri pengolahan mendapatkan saingan berat dari kawasan industri yang ada di Malaysia dan Vietnam.
“Salah satu yang cocok dikembangkan adalah sektor pariwisata olahraga. Lokasi yang dekat dengan luar negeri dapat memberikan dampak yang cukup besar bagi pemasukan negara lewat sektor tersebut,” ungkapnya.
Saat ini banyak aset untuk dunia olahraga yang dibiarkan terbengkalai contohnya Stadion Temenggung Abdul Jamal. Menurut Jadi, jika pemerintah tak sanggup memeliharanya karena ketiadaan biaya, mereka bisa mengajak pengusaha kerjasama untuk mengelolanya dan mengembangkannya.
“Dan untuk menambah masa menginap para turis, event-event bergengsi harus banyak digelar. Apalagi banyak resort yang sudah lama berkiprah di Batam. Mereka butuh dukungan pemerintah,” ujarnya.
Jadi yakin kedua instansi pemerintah yakni Pemerintah Kota (Pemko) dan Badan Pengusahaan (BP) Batam bisa bersinergi melakukannya, apalagi saat ini pemerintah pusat tengah membahas peraturan yang akan mengatur hubungan kerja dan wilayah kewenangan antara keduanya.
“Kami juga siap jika diminta untuk melakukan promosi keluar negeri untuk memperkenalkan keunggulan Batam,” tambahnya.
Jadi sangat optimis karena Pemko Batam telah memberikan sinyal positif bahwa pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas yakni pelebaran jalan dan pembangunan drainase untuk tanggulangi banjir. “Tujuannya untuk memberi kenyamanan,” jelasnya.
Tahun 2016 yang telah berlalu menjadi pembelajaran penting karena sepanjang tahun tersebut sangat penuh dengan tantangan dimulai dengan pergantian secara mendadak jajaran pimpinan BP Batam, kemudian kisruh masalah pelayanan dan juga tarif lahan.
Dunia perbankan juga menyampaikan aspirasinya terkait optimisme menghadapi tahun depan. Vice President Area Head Batam/Kepri, Rully Setiawan mengungkapkan BP Batam dan Pemko Batam harus bersinergi pada tahun 2017.
Ia mengakui persaingan perbankan cukup ketat pada tahun 2016. Pasalnya kondisi ekonomi dan kepastian hukum belum jelas sehingga berupaya keras untuk bertahan.
“Tahun lalu banyak perusahaan dari Singapura yang menarik dananya keluar dari Batam. Bukan karena situasi perizinan,tapi karena kondisi ekonomi. Sehingga dana yang hilang diganti dengan dana yang lain” ujarnya.
Ia meminta agar proses perizinan harus berjalan dengan baik karena memiliki pengaruh besar terhadap situasi ekonomi Batam.
Pada September tahun 2016, Bank Mandiri mencatat terjadi penurunan dana pihak ketiga menjadi Rp 45,3 triliun. Kemudian total kredit menjadi 37,2 triliun. Menurut Ruli, terjadi penurunan 1,14 persen. “Penurunan tersebut karena perizinan,” jelasnya.
Untuk kredit Bank Mandiri, Rully mengungkapkan sektor yang mendominasi adalah proyek infrastruktur, perdagangan dan industri pengolahan. Ia kemudian memberi saran agar sektor pariwisata harus didukung dan diberikan insentif. (leo)