Senin, 27 Januari 2025

Ini Ancaman Serius Bagi Batam Menurt Kapolda Kepri

Berita Terkait

Ribuan warga membakar ban untuk memboikot jalan dalam aksi penolakan eksekusi lahan milik PT Glory Point yang telah mereka tempati selama 20 tahun terakhir di Kampung Harapan Swadaya, Bengkong, Selasa (8/11/2016). Foto: Rezza Herdiyanto/Batam Pos

batampos.co.id – Konflik lahan diprediksi masih akan terus terjadi di Batam 2017 mendatang. Apalagi, lahan-lahan yang kini ditempati ribuan warga Batam (ruli), banyak dikuasai pengusaha.

“Tata kelola lahan di Batam memang rawan memicu konflik,” ujar Kapolda Kepri Irjen Sam Budigusdian.

Irjen Sam Budigusdian mengatakan, selain karena faktor tumpang tindih izin alokasi lahan, saat ini sebagian lahan di Batam sudah dikuasai warga asing. Sehingga potensi timbulnya konflik akan semakin terbuka lebar.

“Lahan dikuasai asing dengan menggunakan perpanjangan tangan orang Indonesia. Ini menjadi perhatian serius kami,” kata Irjen Sam Budigusdian yang dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group), Sabtu (31/12/2016).

Selain masalah lahan, ancaman lain di Kepri tahun depan terkait masalah ideologi politik.

Menurutnya, tahun depan akan banyak muncul gerakan-gerakan yang mengarah pada hidupnya kembali paham komunisme di dalam negeri.

Bidang sosial budaya di Kepri juga tak luput dari ancaman. Menurut dia, tradisi Melayu di Kepri lambat laun akan tergeser oleh gaya hidup masyarakatnya yang cenderung mengikuti tradisi barat atau tradisi negara tetangga seperti Singapura.

Sementara ancaman keamanan lainnya berupa tindak kriminal yang diperkirakan masih cukup tinggi di tahun depan. Setidaknya ada tujuh jenis tindak kriminal tahun depan.

Seperti penyelundupan serta penyalahgunaan narkoba, terorisme, perompakan, kejahatan ekonomi, kejahatan cyber, penyelundupan senjata api, pencucian uang, kejahatan wanita serta anak-anak dan pencurian ikan.  (ska/iil/JPG)

Update