Kamis, 25 April 2024

Penyerang Berkostum Santa Claus di Turki Masih Buron, Tewaskan 39 Orang di Malam Tahun Baru

Berita Terkait

Gelar Apel Antisipasi Kejadian Bencana

Ganjar Tegaskan Akan jadi Oposisi

Tim medis mengevakuasi korban penembakan brutal di salah satu klab malam di Turki saat pergantian tahun 2016 ke 2017. Foto: Murat Ergin/Ihlas News Agency via REUTERS

batampos.co.id – Kegembiraan terus membuncah di Reina, kelab malam eksklusif di tepi Selat Bosphorus, Kota Istanbul. Hingga puncak pergantian tahun, sekitar 700 orang masih berpesta.

Namun, tiba-tiba tembakan membabi buta dari seseorang berkostum Santa Klaus yang terjadi 75 menit lewat tengah malam membuyarkan segalanya.

Sebanyak 39 nyawa melayang dalam insiden tahun baru di Turki tersebut. Saat ini polisi masih memburu pelaku.

Selain penduduk Turki, ada sejumlah warga asing yang sengaja merayakan pergantian tahun di kelab jujukan masyarakat kelas atas itu. Setelah melumpuhkan seorang petugas keamanan dan seorang pria di pintu masuk, pelaku menembaki para pengunjung.

’’Pelaku menembaki orang-orang yang datang ke kelab tersebut murni untuk merayakan tahun baru dan bersenang-senang. Aksi itu sangat brutal dan biadab,’’ ungkap Gubernur Istanbul Vasip Sahin.

Setelah melepaskan tembakan membabi buta ke segala arah, pelaku melarikan diri melalui pintu lain. Saat itu pelaku disebut-sebut sudah tidak lagi memakai kostum Santa Claus.

’’Kini pelaku menjadi target utama perburuan besar-besaran aparat Turki. Dia akan segera tertangkap,’’ kata Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu.

Sebanyak 16 di antara 39 korban tewas merupakan warga asing. Termasuk warga Arab Saudi, Maroko, Lebanon, dan Libya. Sejauh ini polisi baru bisa mengidentifikasi 20 korban tewas. Sementara itu, sekitar 65 korban yang terluka dilarikan ke rumah sakit.

Stasiun televisi NTV melaporkan, sebagian pengunjung kelab yang panik saat mendengar suara tembakan langsung menceburkan diri ke air. Kemarin polisi pun menerjunkan tim khusus untuk menyisir tepian selat yang menjadi jalur perayaan internasional tersebut. Tujuannya, mengevakuasi pengunjung kelab yang tidak bisa berenang atau terjebak di dalam air.

Meski Soylu meyakini bahwa insiden maut itu dilancarkan pelaku tunggal, beberapa saksi mengaku melihat lebih dari satu pelaku. Sejauh ini polisi masih menyelidiki laporan tersebut. Sebab, rekaman kamera pengawas alias CCTV hanya memperlihatkan seorang pelaku. Namun, saat masuk dan keluar kelab malam itu, pelaku memang memakai pakaian yang tidak sama.

Soylu melaporkan, pelaku sengaja menyamar menjadi Santa Claus karena kostum yang dilengkapi jubah tersebut membuatnya leluasa menyembunyikan senjata. Selain itu, kostum Bapak Natal yang didominasi warna merah tersebut cenderung efektif mengusir kecurigaan publik. Apalagi, Turki juga mendandani sejumlah polisi yang berpatroli di kota-kota besarnya dengan kostum Santa Claus.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengecam penembakan yang membuat puluhan orang terluka dan harus dirawat di rumah sakit itu.

’’Mereka hanya ingin menjatuhkan moral bangsa ini dan menciptakan kekacauan,’’ kata pemimpin 62 tahun tersebut dalam pernyataan tertulisnya.

Namun, dia kembali menegaskan bahwa teror di kelab malam elite Turki itu tidak akan membuat nyali rakyatnya ciut.

’’Sebagai bangsa, kami pasti mampu menghadapi semua ini dengan kepala dingin. Insiden tersebut akan membuat persatuan kami lebih erat. Kami juga tidak akan pernah memberikan celah sedikit pun kepada mereka untuk mempermainkan kami,’’ papar Erdogan sebagaimana dilansir Kantor Berita Dogan. Dia yakin aparat Turki bisa segera membekuk pelaku.

Kendati Erdogan menyebut insiden itu sebagai perbuatan teroris, Ankara tak mau gegabah. Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus memilih menunggu sampai investigasi tuntas untuk menyebutkan pihak yang bertanggung-jawab atas insiden maut tersebut. ’’Masih terlalu dini untuk menyimpulkan,’’ ucapnya.

Bersamaan dengan itu, Lembaga Keagamaan Turki Diyanet mengecam penembakan maut tersebut.

’’Fakta insiden itu terjadi di sebuah kelab malam tidak akan mengubah pendapat kami bahwa perbuatan pelaku sangat keji. Kelab malam, pasar, atau rumah ibadah tidak ada bedanya,’’ tandas jubir Diyanet.

Kemarin para pemimpin dunia langsung menyampaikan empati mereka kepada Turki. Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang berlibur di Kepulauan Hawaii bersama keluarganya mengecam insiden mematikan tersebut.

Dia lantas berjanji membantu sekutunya itu dalam investigasi. Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut penembakan di pesta pergantian tahun tersebut sebagai kejahatan yang paling keji. (AFP/Reuters/BBC/hep/c22/sof)

Update