batampos.co.id –Â AR, 13, dan IS, 11, dua kakak beradik, pelajar yang duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD), tidak mau lagi masuk sekolah selama tiga bulan belakangan ini. Mereka lebih memilih berhenti sekolah untuk membantu kedua orang tuanya mengais rezeki.
“Saya tidak boleh jualan koran lagi. Itu kata guru waktu saya dipanggil di Sekolah,” ujar AR, yang didampingi orang tuanya, Ismail 46, dan Ana, 40, saat ditemui sejumlah wartawan di rumahnya di kawasan Sei Jang, Senin, (9/1) pagi.
“Guru juga sering marah-marah. Kata guru kalau saya masih jualan koran maka saya harus berhenti sekolah disitu,”ujar AR, sambil mengusap air mata yang turun ke pipinya.
Kabar ini sampailah ke telinga Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, HZ Dadang Abdul Gani. Dadang berjanji akan mengecek kebenaran terkait kasus ini.
”Mereka harus tetap sekolah. Menurut saya tidak mungkin gurunya marah sampai anak itu tidak mau sekolah. Mungkin tanggapan anak itu dimarahi, tapi predisksi saya gurunya itu hanya menasehati supaya fokus belajar,”ujar Dadang, Selasa (10/1).
Dikatakan Dadang, dirinya sempat mendapat informasi jika dua kakak beradik tersebut yang tidak mau sekolah karena dimarahi gurunya. Seharunya hal seperti itu tidak boleh terjadi.
”Anak seusia mereka tugasnya fokus belajar. Karena kalau mereka berjualan koran sambil belajar takut terganggu,”kata Dadang.
Menurut Dadang, anak-anak yang seperti itu harusnya diberikan motivasi tidak harus di marahi. namun, kemungkinan cara guru memberikan motivasi kepada muridnya tersebut yang berbeda.
”Berarti anak ini bagus, mandiri dan bertanggung jawab. Tinggal gurunya lagi mengolah dia. Sebab saya dengar anaknya juga nilainya diatas rata-rata,”kata Dadang.
Untuk itu Dadang berharap, orang tuanya agar bertemu dengan Kepala sekolah tempat anaknya mengenyam pendidikan dan juga membujuk kedua anaknya itu untuk kembali melanjutkan pendidikannya.
”Yang penting orang tuanya ketemu dulu sama Kepala Sekolahnya, kalau tidak ada solusi baru ketemu saya di Dinas Pendidikan. Bujuk anaknya supaya mau sekolah, kalau tak mau sekolah disitu lagi kita carikan sekolah yang lain,”ucap Dadang.
Untuk itu, jika nantinya kedua pelajar tersebut bersekolah kembali dan tetap berjualan koran. Pihaknya tidak masalah yang penting mereka bertanggung jawab dan tidak ketinggalan dalam pelajarannya. (ias)