Pertumbuhan penduduk dan stok air di Batam tidaklah seimbang. PT Adhya Tirta Batam pun mengimbau masyarakat Kota Batam untuk lebih menghemat air.
ATB memang perusahaan air bersih yang mengambil keuntungan dari jasa penyediaan air, tetapi ATB juga memiliki kepedulian terhadap ketersediaan cadangan air baku.
Hal ini sangat penting, mengingat air bukanlah hanya kebutuhan satu atau sekelompok orang saja, melainkan kebutuhan bagi seluruh mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Berdasarkan data yang dilansir dari BP Batam di media cetak di Batam, Deputy IV BP Batam, Robert Purba Sianipar mengatakan selama tahun 2015 pemakaian air bersih di Kota Batam mencapai 2.948 liter/detik. Sedangkan pada tahun 2016, mencapai 3.154 liter/detik.
Dan diprediksi pada tahun 2017, 2018 dan 2019 pemakaian air di kota Batam bakal mencapai 3.375 liter/detik, 3.611 liter/detik dan 3.864 liter/detik.
Dengan demikian, kebutuhan air bersih sudah mencapai batas maksimal produksi dari semua waduk sebanyak 4.135 liter/detik.
Sementara, pola kebutuhan konsumsi air bersih warga di Kota Batam masuk dalam kategori “boros”.
Kebutuhan air bersih bagi penduduk Batam terbilang tinggi, bahkan jauh melebihi rata-rata pemakaian kota-kota besar di Indonesia dengan kebutuhan 130 liter perorang setiap harinya.
“Kebutuhan air di Batam 199 liter perorang per hari. Jumlah ini jauh melebihi standar pemakaian air di kota-kota besar di Indonesia diangka 130 liter perorang setiap harinya. Bahkan merujuk pada data yang dirilis dari WHO dan Permenkes, hak dasar manusia atas air yaitu sebesar 60 liter perorang setiap harinya,” jelas Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager ATB.
Dengan perbandingan tersebut, ditambah dengan kondisi sumber air baku di Batam yang sangat terbatas, akan sangat sulit.
Setidaknya sebagai pelanggan, sudah mulai harus sadar akan pentingnya menghemat penggunaan air bersih, agar air bersih bisa bertahan lama. (*)