batampos.co.id – Sebuah tongkang bermuatan batu dengan jumlah sekira 300 ton terbawa arus kemudian menabrak jembatan 6.
“Sudah dilakukan pengecekan ke jembatan 6,” ujar Direktur Humas BP Batam, Purnomo Andiantono, Jumat (13/1/2017).
“Yang ditabrak tongkang sisi kiri arah dari Batam,” terangnya.
“Terdapat kerusakan ringan pada pondasi (pilecap) yang tergores dan 1 buat karet fender robek/rusak. Di bagian badan jembatan tidak ada pergeseran, yang kami lihat dan ukur di expansion joint,” urai Andi dalam keterangan tertulisnya.
Kasus ini saat ini ditangani Polsek Galang.
Kisah lengkapnya begini ….
Tugboat dan tongkang bermuatan batu material pembuatan waduk Seigong terseret arus laut dan menabrak tiang tengah jembatan VI, Batam di pulau Galang, Kamis (12/1) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Tidak ada kerusakan yang berarti akibat tabrakan tersebut namun warga yang berada di sekitar sempat panik sebab sebelum tabrak dan kandas di bawa jembatan, tugboat dan tongkang sempat terombang-ambing diseret arus ke arah pemukiman mereka.
Fatimah,41 warga yang berdiam di dekat lokasi jembatan mengatakan, tongkang dan tugboat yang belakangan diketahui milik PT Batam Mitra Sejahtera itu mulanya lego jangkar di dekat lokasi pembangunan waduk Seigong yang berada tak jauh dari jembatan VI. Posisi tugboat dan tongkang tersebut berada di sebelah kiri jembatan dari arah Batam. Malam itu memang kondisi air laut sedang surut sehingga arus air mengalir cukup deras dari arah tugboat dan tongkang tersebut berlabuh ke arah jembatan. Tugboat dan tongkang akhirnya terseret arus. “Kami tahu saat dengar tariakan minta tolong dari orang-orang di tugboat itu karena sudah dekat dan mau tabrak rumah kami ini,” ujar Fatimah.
Warga yang mengetahui kejadian itu memang tak bisa berbuat banyak sebab mereka tak memiliki kapal yang cukup besar untuk menarik atau menahan dua kapal besar yang terseret arus itu. “Tugboat sudah dekat dengan rumah kami, sementara Tongkang sudah sempat nyenggol ke pulau seberang,” ujar Fatimah lagi.
Saat terseret arus laut, kedua kapal itu kata Fatimah, memang sudah tak terikat lagi. Diduga tali pengikat tugboat dan tongkang sudah putus atau terlepas sebelum diseret arus.”Untung arus laut ke arah tengah jembatan sehingga tugboat itu tak jadi ke pinggir. Kalau tak sudah habis rumah kami ini,” katanya.
Meskipun sempat terombang ambing ke pinggiran pantai yang diapiti dua pulau itu, Tugboat dan tongkang itu akhirnya kembali ke tengah laut. Tongkang duluan terseret arus ke arah jembatan dan lolos melewati kolong jembatan ke arah pantai melur di sebalah kanan jembatan dari arah Batam. Tongkang lolos karena ukuran tongkang lebih rendah dari jembatan dan lebarnya juga lebih kecil dari dua tiang utama jembatan tersebut. Sementara Tugboat yang bodinya lebih tinggi dari jembatan kandas dan menabrak badan jembatan. “Tongkang duluan masuk ke bawa jembatan. Tuboat belakangan makanya kandas dia,” ujar Fatimah lagi.
Mengetahui kejadian itu Jafar, suami Fatimah langsung melapor ke Mapolsek Galang.
Pihak kepolisian yang menerima laporan tersebut langsung berkoordinasi dengan pihak Badan Pengawasan (BP) Batam untuk ditindak lanjuti. Tidak ada korban dalam kejadian ini, hanya saja ada tabrakan ke badan jembatan dan pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan apapun terkait kejadian itu. “Kita hanya merespon, prosesnya nanti gimana akan koordinasi dengan pemerintah terkait,” ujar Babinkamtibnas Polsek Galang Aiptu Rambe di lokasi kejadian.
Tabrakan terhadap jembatan VI itu pernah terjadi pada tahun 2012 lalu. Sebuah kapal besar yang bermuatan pipa juga terserat arus dan menghantam tiang penyangga jembatan. Kerusakan jembatan cukup parah kala itu.
Menurut warga di sekitar, laut di bawah jembatan tersebut memang memiliki arus yang deras. Arus laut selalu bergantian setiap waktu. Jika sedang surut arus laut bergerak dari arah Seigong ke arah pantai melur. Begitu juga sebaliknya jika pasang, arus akan bergerak berlawanan.
“Jadi kalau tak wasapada bisa berbahaya mau lego labuh kapal di sini,” ujar Fatimah. (eja/ptt)