batampos.co.id – Program gas bumi dari Direktrorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi melalui Perusahan Gas Negara (PGN) mulai membumi di Batam. Pasokan gas yang aman dan ramah lingkungan resmi dialirkan ke rumah-rumah yang sudah memiliki jaringan pipa gas, sejak Kamis (12/1).
Pengaliran gas bumi tersebut ditinjau langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Migas I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja bersama sejumlah jajaran petinggi PGN Batam di perumahan Sentosa Perdana (SP), Tembesi Sagulung.
Dalam tinjauan tersebut, Wiratmaja dan rombongan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh mulai dari stasiun regulation (SR) Induk di Simpang Basecamp hingga ke RS khusus di dalam perumahan. Tidak itu saja, Wiratjama juga meninjau langsung ke beberapa rumah yang sudah terpasang dan dialiri gas bumi tersebut.
“Gimana Bu, ada keluhan (terkait aliran gas bumi)?” tanya Wiratjama kepada Sri, pemilik rumah yang didatanginya, kemarin.
“Bagus Pak. Nyala apinya biru, halus dan kelihatan lebih cantik. Rasanya lebih aman pak. Semoga lancar ke depannya Pak, tak seperti gas elpiji yang sering langka dan susah nyarinya,” kata Sri menjawabi pertanyaan Wiratmaja.
Kepada Sri, Wiratmaja menjelaskan bahwa gas bumi merupakan gas yang ramah lingkungan, aman dan murah. “Dibandingkan dengan gas Elpiji, gas bumi ini lebih hemat bu. Dua kali lipat lebih hemat. Sudah begitu aman, risiko kebocoran dan kebakaran sangat minim,” ujar Wiratmaja.
Untuk harga Wiratmaja memastikan lebih hemat hingga 50 persen dibandingkan dengan gas elpiji. Untuk keamanan, gas alam lebih aman karena risiko kebocoran sangat kecil.
“Kalaupun ada kebocoran tidak terlalu berisiko, karena tekanan gas ini jauh lebih rendah dari pada gas Elpiji. Udaranya lebih ringan jadi kalau ada bocor maka akan cepat naik ke atas dan tidak merambat ke samping,” ujarnya.
Tidak itu saja, selain juga dilengkapi dengan sistem regulator yang double savety, petugas pelayanan respon juga selalu siaga setiap waktu jika ada laporan gangguan ataupun kerusakan dari pelanggan.
“Pokoknya sangat aman ya bapak ibu,” ujar Wiratjama kepada sejumlah warga di perumahan SP tersebut.
Keunggulan lain dari gas alam itu sambung Wiratmaja juga ramah lingkungan, yang mana emisi gas buang karbon monoksida (CO) lebih sedikit dibandingkan dengan gas lainnya.
“Sudah begitu gas ini dari perut bumi Indonesia, jadi sudah seharusnya kita bumikan gas bumi ini di negara kita. Kalau elpiji masih ada impornya,” ujarnya.
Pemasangan jaringan gas alam ini jelas Wiratmaja, tidak saja di Batam. Tahun 2016 lalu, Ditjen Migas sedikitnya membangun dan menyambung jaringan gas alam kepada 43.337 rumah di sebelas kabupaten dan kota di Indonesia.
“Ini merupakan wacana pemerintah untuk menjadikan kota-kota yang memiliki sumber gas alam sebagai kota gas,” ujarnya.
Sementara tahun 2017 ini Ditjen Migas sendiri juga sudah mengusulkan 200 ribu rumah tangga untuk beberapa kabupaten atau kota seperti Bandarlampung, Musi Banyuasi dan Mojokerto.
“Namun karena keterbatasan anggaran diturunkan jadi 56 ribu saja untuk tahun ini,”ujarnya.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Dilo Seno Widagdo menambahkan, untuk kota Batam proyek pengadaan jariangan gas bumi yang dikerjakan pihaknya 4.000 rumah dan tersebar di 16 perumahan.
“Hari ini kita memulai penyaluran gas bumi (gas-in). Penyambungan secara bertahap,” ujarnya, kemarin.
Tahap awal gas bumi dialirkan ke 182 rumah tangga di Perumahan Muka Kuning Indah II dan 123 rumah di Perumahan Sentosa Perdana.
“Proyek pengadaan jaringan gas bumi ini merupakan penugasan dari pemerintah pada tahun 2015. Dan hari ini sebagian warga Batam sudah mulai menikmati” ujarnya.
Vice President Corporate Communication PGN, Irwan Andri Atmanto menambahkan, selain penugasan dari pemerintah PGN selaku BUMN Gas juga membangun sambungan gas rumah tangga tanpa APBN. Pada tahun lalu, PGN berhasil menambah sebanyak 8.158 sambungan gas rumah tangga dengan biaya sendiri.
Jumlah tersebut tersebar di berbagai daerah yakni, Cilegon sebanyak 117 sambungan rumah tangga, Tangerang sebanyak 213 rumah, Jakarta sebanyak 192 rumah, Bogor sebanyak 408 rumah.
Kemudian di Bekasi sebanyak 355 rumah, Karawang 21 rumah, Cirebon sebanyak 507 rumah, Surabaya sebanyak 4.171 rumah, Sidoarjo sebanyak 1.653 rumah, Pasuruan 200 rumah, Medan sebanyak 260 rumah, dan Batam 61 rumah.
“Ini merupakan komitmen PGN selaku BUMN Gas Nasional untuk terus memperluas pemanfaatan gas bumi yang bersih dan hemat bagi masyarakat,” tambah Irwan.
Irwan menambahkan, PGN merupakan satu satunya badan usaha di Indonesia yang menyalurkan gas bumi ke berbagai segmen pelanggan, mulai dari rumah tangga, UKM, usaha komersial (mal, hotel, rumah sakit dan rumah makan), industri, pembangkit listrik dan transportasi.
Khusus di Batam, PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 670 rumah tangga, 28 pelanggan komersil seperti hotel, mal dan restoran, serta 55 industri dan pembangkit listrik.
Secara nasional, hingga saat ini PGN menyalurkan gas bumi ke lebih dari 120.000 rumah tangga. Selain itu ke 1.929 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.630 industri berskala besar dan pembangkit listrik.
“Pipa gas bumi yang dimiliki dan dioperasikan PGN saat ini sepanjang lebih dari 7.200 km atau sekitar 78 persen pipa gas bumi hilir nasional,” tutup Irwan. (eja)