batampos.co.id – Makin hari teknologi keamanan (safety), terus dikembangkan.
Terlebih pada jenis motor sport yang menjadikannya nilai tambah bagi konsumen.
Penyematan fitur keamanan untuk sepeda motor dimulai dari sistem pengereman. Zaman dulu sistem pengereman masih menggunakan tromol. Bedanya hanya ada pada jumlah tuas pengungkit.
Motor kapasitas mesin kecil biasanya memakai pengungkit tunggal atau biasa disebut simplex brake. Satu tuas itu akan mendorong dua sepatu rem di dalam drum rem ke dinding tromol untuk mengurangi kecepatan laju roda.
Namun, pada sepeda motor dengan kapasitas mesin besar, bobot lebih berat, dan kecepatan lebih tinggi, tuas pengungkitnya biasanya ditambah menjadi dua (duplex brake). Dengan begitu, kemampuan pengereman lebih maksimal.
Mulai era 80-an, mengikuti teknologi pengereman mobil, sepeda motor juga mengadopsi sistem pengereman menggunakan piringan (cakram). Secara teori dan berdasar pengujian serta bisa kita rasakan sekarang, teknologi itu memang lebih pakem.
Tetapi, tetap saja ada kekurangannya. Dalam kondisi tertentu, biasanya gara-gara kotoran, karat, dan penyebab teknis lainnya, rem cakram tidak berfungsi dengan baik dan bahkan tidak berfungsi sama sekali.
Fatalnya, banyak kasus bahkan sampai mengunci (locked). Rem menggigit ke cakram sehingga roda tidak bisa berjalan sedikit pun. Bersyukur jika dalam posisi kendaraan berhenti. Faktanya, ada juga kejadian rem cakram mengunci saat sepeda motor dikendarai. Bahkan, jika direm secara mendadak dan ditekan penuh pada kecepatan tinggi, rem cakram yang kondisinya bersih tetap berpotensi mengunci. Fatal! Nyawa taruhannya.
Maka, lagi-lagi mengikuti perkembangan teknologi di mobil, sepeda motor mulai mengadopsi teknologi anti-lock braking system (ABS). Teknologi tersebut dikembangkan untuk menghindari risiko rem mengunci itu tadi. Juga, meningkatkan sistem keamanan pada kendaraan.
Dari cara kerjanya, secara umum, teknologi ABS akan mengurangi tekanan rem pada komponen kaliper. Ada sensor yang bertugas mendeteksi kecepatan, kemudian mengirimkan informasi ke perangkat electronic control unit (ECU).
Potensi rem mengunci itu akan terbaca oleh ECU yang lantas menggerakkan katup untuk menghambat minyak rem. Akhirnya, tekanan piston pada kaliper rem berkurang. Dari cara kerjanya, cukup terbayang bahwa teknologi itu memiliki nilai sendiri. Wajar jika harga sepeda motor yang dilengkapi ABS lebih mahal bila dibandingkan dengan non-ABS.
Meski kesannya barang mahal, teknologi ABS kini sudah bisa ditemukan di sepeda motor yang diproduksi masal. Contohnya Honda Vario. Terlebih di jenis motorsport. Selain kebutuhan, kecanggihan sistem pengereman di motorsport melalui fitur ABS menjadi nilai tambah dan memberikan rasa kebanggaan yang lebih bagi para pemiliknya.
Belakangan, fitur keamanan pada sepeda motor terus ditambah. Misalnya, key shutter. Itulah pengaman kunci kontak dilengkapi penutup khusus yang hanya bisa dibuka kunci khusus di bagian gagang.
Lalu, ada juga smart lock yang bertugas mengunci rem secara otomatis saat tombol atau tuasnya diaktifkan. Sekarang banyak ditemui di jenis motor skutik. Atau stand switch yang otomatis mematikan mesin ketika posisi standar samping turun.
Semua perkembangan teknologi itu dilakukan pabrikan untuk meningkatkan fitur keamanan pada sepeda motor. Baik dalam kondisi melaju maupun pada kondisi berhenti.
Khusus di motorsport, pengembangan lebih lanjut dilakukan. All New Honda CBR250RR, misalnya, memiliki desain yang compact di setiap bagian sehingga dapat berkontribusi memberikan kesenangan bermanuver yang sesungguhnya dan membantu memudahkan saat bermanuver. Sisi styling disesuaikan dengan evolusi setiap fungsi bersama dengan pengembangan teknologi terkini. Tujuannya lagi-lagi memudahkan saat dikendarai.
Desain frame (chassis) juga tidak luput diperhatikan. Tujuannya, mencari titik keseimbangan terbaik dan lebih dekat dengan pusat gravitasi. Untuk pengendalian optimal bagi pengendara, telah diimplementasikan teknologi terkini. Yakni, throttle by wire atau yang dikenal sebagai TBW. All New Honda CBR250RR merupakan model pertama di kelasnya yang mengaplikasikan sistem TBW. Model itu menghadirkan akselerasi halus dan stabil yang lebih presisi.
Accelerator position sensor (APS) yang diletakkan di sisi kiri gas akan mendeteksi secara otomatis putaran tuas gas dan mengirimkan signal elektrik ke ECU. Sistem itu juga diaplikasikan di RC213V. (gen/c14/noe)