Jumat, 29 Maret 2024

Jelang Imlek Nelayan Tajur Biru Bangun Kelong Dingkis

Berita Terkait

Salah satu alat tangkap tradisonal warga pesisir nelayan Lingga yang ramah lingkungan. Foto : batampos

batampos.co.id – Menjelang perayaan hari raya Tahun Baru Imlek atau Hari Raya Tahun Baru Cina 2568, nelayan desa Tajur Biru kecamatan Senayang siapkan bangunan kelong ikan dingkis. Ikan laut yang menjadi primadona saat perayaan hari raya tersebut menjadi salah satu penghasilan besar warga nelayan pesisir kabupaten Lingga saat perayaan Imlek.

Salah seorang nelayan desa Tajur Biru, Kamil mengatakan sejauh ini sejumlah nelayan mulai menyiapkan pembangunan kelong atau perangkap ikan. Cara ini dinilai lebih efektif dan membuat harga pasaran dingkis lebih baik.

“Ikan dingkis hasil kelong harganya lebih bagus karena daging ikanya tidak rusak dibandingkan tangkapan dengan jaring. Sekarang banyak nelayan yang mulai siapkan kelong. Tangkapan juga lebih banyak. Harganya juga lebih baik,” kata Kamil kepada wartawan Batam Pos, Rabu (18/1) siang.

Perkilogram ikan dingkis yang ditangkap menggunakan kelong harganya terang kamil mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu perkilogram. Sedangkan ikan dingkis menggunakan jaring harganya hanya Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu perkilogram.

Untuk mendapat hasil yang baik dengan kualitas tinggi lanjut kamil, waktu tangkap ikan juga harus tepat. Yakni mulai 1 hari bulan hingga 4 hari bulan hitungan tahun baru Imlek.

“Untuk dapat ikan segar, bagus dan bertelur mulai dari 1 hari bulan sampai 4 hari bulan. Waktunya kita hanya 4 hari. Setelah itu, ikan yang bertelur akan melepas telur-telurnya. Setelah ditangkap langsung dikirim keluar. Rata-rata ke pasar Singapura,” terangnya.

Dalam waktu 4 hari, tangkapan ikan dingkis nelayan terang Kamil bisa mencapai 400 Kilogram hingga 1 Ton.

“Tahun kemarin, harga paling tinggi perkilo bisa mencapai Rp 90 ribu. Kalau ada pembeli luar biasanya beli borongan dengan harga Rp 70 ribu. Dingkis ada tiga ukuran. Kecil, sedang dan besar. Harganya juga berfariasi mulai dari Rp 10 ribu yang kecil, sedang Rp 30 ribuan dan besar mencapai Rp 60 ribuan sampai Rp 90 ribu,” bebernya.

Perayaan Imlek terang Kamil sedikit banyak membantu ekonomi nelyan pesisir kabupaten Lingga. Hasil laut yang melimpah menjadi penopang ekonomi warga nelayan. “Hasil nelayan cukuplah. Cuma kita nelayan kecil, gali lubang tutup lubang juga,” jelas Kamil lagi.

Selain nelayan desa Tajur Biru sambung Kamil, desa Mensanak dan desa Pulau Duyung kecamatan Senayang juga menjadi lokasi nelayan memanen hasil laut berupa ikan dingkis tersebut. (mhb)

Update