Kamis, 18 April 2024

LAM Harap Pembangunan Balai Adat Lingga Dilanjutkan

Berita Terkait

batampos.co.id– Bangunan Balai Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) kabupaten Lingga boleh dikatakan belum sempurna. Pasalnya pembangunan yang dimulai bulan Juli 2014 lalu dari anggaran Pemprov Kepri tersebut belum memiliki fasilitas pendukung. Sarana prasarana penunjang maupun penyempurnaan ornamen gedung belum selesai seutuhnya.

Pantauan di lapangan halaman Balai Adat yang menjadi kantor LAM kabupaten Lingga ini masih berupa tanah liat. Puluhan meter jalan hanya timbunan tanah granit. Saat musim hujan, jalan menjadi becek dan berlumpur Begitu juga sebaliknya saat musim panas halaman menjadi gersang tanpa penataan taman dan pagar.

Selain itu balai tersebut juga belum memiliki fasilitas wc, musala dan juga interior berupa ornamen penghias pilar-pilar bangunan gedung. Kondisi bangunan berdinding papan tersebut dengan tiang penyangga semen terlihat tidak plaster. Meski telah selesai proyek akhir tahun 2015 lalu hingga kini belum juga ada serah terima kepada pemerintah daerah.

Ketua Umum LAM kabupaten Lingga, Datok Ishak yang dikonfirmasi Batam Pos terkait hal ini mengatakan sangat berterimakasih dengan adanya bantuan provinsi yang telah membangun balai adat di Bunda Tanah Melayu. Sejak dibentuk kepengurusan baru pada 22 Desember 2016 lalu, aktivitas gedung sudah mulai terlihat dengan sejumlah rencana program 2017.

“Kami sangat berterimakasih dengan adanya Gedung Adat LAM bantuan provinsi. Karena bangunan ini belum selesai, kami berharap dinas Pekerjaan Umum (PU) provinsi dapat melanjutkan lagi fasilitas penunjang,” ungkap Ishak di Balai Adat, Rabu (18/1).

Fasilitas wc saat ini yang tersedia di Balai Adat pun terpaksa dibuat alakadar. Berdinding terpal biru dengan fasilitas seadanya. “Untuk wc untungnya ada warga kita yang ingin membantu melengkapi fasilitas dengan dana pribadi. Kami sangat berterimakasih,” jelasnya.

Ishak berharap pemprov Kepri melalui Dinas PU dapat melanjutkan lagi pembangunan untuk kelengkapan balai adat di sentral Bunda Tanah Melayu. (mhb)

Update