batampos.co.id – Menjelang hari raya Imlek yang tidak lama lagi tiba, Dinas Perdagangan, Koperasi UKM, Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Karimun terus melakukan pemantauan terhadap sembilan bahan pokok di pasar maupun di distributor yang ada di Pulau Karimun. Tujuannya, agar harga maupun pasokan sembako tetap stabil dan mencukupi, sebelum dan sesudah hari raya Imlek nanti.
”Alhamudulillah, distributor sembako telah menjamin pasokan mencukupi hingga hari raya Imlek nanti,” jelas Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan ESDM Kabupaten Karimun M Yosli, Minggu (22/1).
Lanjutnya, pemantauan harga sembako dilakukan bukan menjelang hari keberasaran seperti hari raya Imlek. Namun, tetap dilakukan pemantauan setiap dua minggu sekali dan akan di informasikan ke publik melalui papan reklame milik Pemkab Karimun. Sehingga, harga-harga sembako bisa dilihat langsung oleh warga masyarakat ketika melintasi papan reklame tersebut.
”Dikarenakan daerah kita bukan penghasil pangan. Akan tetapi, Pemkab Karimun tetap berusaha untuk menekan harga sembako supaya tidak melambung tinggi. Salah satunya, pemantauan mulai distributor hingga ke pasar termasuk barang-barang yang masuk ke Karimun lewat jalur laut dipastikan berjalan lancar,” ungkapnya.
Adapun beberapa harga sembako yang berhasil didata oleh pihaknya, diantaranya cabai merah kriting kering Rp48 ribu per kilogram, cabai hijau Rp30 ribu per kilogram, cabai rawit Rp60 ribu per kilogram, cabai merah Rp55 ribu per kilogram. Selanjutnya, bawang merah luar Rp12 ribu per kilogram, bawang merah jawa Rp32 ribu per kilogram. Kemudian, untuk harga nabati daging sapi Rp140 ribu per kilogram, daging ayam dari Rp 70 ribu kilogram.
Sedangkan, beras merk Ketupat Rp14 ribu per kilogram, merk Aku Rp8.800 per kilogram, gula pasir Rp13 ribu per kilogram, telur ayam dari Rp 2,500 per biji. Selain itu untuk minyak goreng isi ulang Rp13 ribu per kilogram, sedangkan yang minyak goreng curah Rp14 ribu per kilogram.
”Kalau sayuran terjadi kenaikan rata-rata sekitar 50 persen.Termasuk ikan segar juga naik cukup tinggi, mengingat kebutuhan saat ini meningkat,” kata Yosli.
Pantauan di lapangan, kondisi pasar Puan Maimun sangat semrawut dan tidak bersih. Terutama yang berada dilantai satu blok B, tempat jualan basah seperti ikan dan daging. ” Sudah lama kondisi seperti ini, ngak taulah pengelola pasar dibawah Perusda semakin hari semaki tidak jelas,” keluh salah seorang ibu rumah tangga Santi ketika membeli ikan segar. (tri)