batampos.co.id – Cuaca ekstrim di wilayah perairan Natuna di Laut Cina Selatan saat ini menyebabkan aktifitas nelayan terhenti. Ketersediaan ikan segar pun terbatas di pasar ikan tradisional.
Nelayan tradisional di Ranai, seperti di kampung Pering mengaku tidak melaut untuk sementara, gelombang laut cukup tinggi. Sejumlah nelayan lebih memilih memperbaiki kerusakan pompong.
Cuaca ekstrim di perairan Natuna dinyatakan sangat berbahaya bagi aktifitas nelayan bahkan kapal niaga dan kapal penumpang.
Kepala kantor Sahbandara Ranai Sismawati mengatakan, larangan tidak melaut sudah disampaikan kepada nelayan tradisional. Berdasarkan perkembangan perakiraan cuaca saat ini.
“Nelayan sudah kami peringati tidak melaut untuk sementara. Tinggi gelombang bisa sampai 4 meter saat ini,” imbau Sismawati.
Diakui Sismawati, saat ini kapal niaga di Ranai tidak ada yang berlayar. Semuanya lego jangkar di pelabuhan. Namun untuk kapal pelni, masih berlayar karena kapasitasnýa lebih besar. Namun akan terjadi keterlambatan jadwal ke tujuan.
“Masalah kapal niaga kami sarankan juga tidak melaut. Kapal pelni saja jadwalnya terlambat ke tujuan, karena cuaca buruk,” ujar Sismawati.
Dikatakan Sismawati, saat ini di perairan Natuna gelombang normal mencapai 2,5 meter. Namun terjadi hujan dan angin, mencapai 4 meter. Sementara kondisi cuaca buruk, tidak bisa diprediksi kapan saja bisa terjadi. Apalagi saat ini cenderung cuaca buruk.
“Cuaca buruk tidak bisa diprediksi, bisa siang, pagi, sore dan malam. Sangat berbahaya jika memaksakan tetap melaut,” ujar Sismawati.
Perakirawan BMKG Ranai Demetrius Kristian menyatakan, peringatan gelombang tinggi masih berlaku hingga saat ini. Bahkan tinggi gelombang maksimum berpeluang terjadi di laut cina selatan antara 4 meter hingg 6 meter.
Sementara gelombang maksimum di perairan Natuna dan Anambas antara 2,5 meter hingga 4 meter dan berpeluang terjadi di bagian Utara Pulau Serasan dan laut Natuna bagian Utara. Namun gelombang maksimum dibagian Selatan laut Natuna berkisar antara 1,5 meter hingga 2,5 meter.
“Peringatan gelombang tinggi saat ini diharapkan bisa menjadi pedoman masyarakat nelayan dan pelayaran. Karena di laut cina selatan gelombang bisa mencapai 6 meter,” sebut Demtrius, Selasa (24/1).(arn)