batampos.co.id – Cuaca ekstrim beberapa hari terakhir diwilayah perairan Natuna menyebabkan ketersediaan ikan di pasar tradisional Ranai menipis. Harganya pun naik dari biasa.
Harga ikan jenis tongkol di pasar ikan tradisional Ranai, biasanya Rp 15 ribu per ekor, kini Rp 30 ribu per ekor. Belum lagi kondisinya sudah tidak segar, karena kelamaan dibekukan.
Suharmin,34 warga Ranai mengaku, di musin cuaca ekstrim saat ini ia lebih memilih membeli daging, dibanding harus membeli ikan. Selain harganya mahal, kondisinya ikan sudah tidak segar.
“Sekarang makin mahal, belum lagi ikannya kelamaan di es. Sudah tidak segar lagi. Karena bukan ikan berasa dari wilayah Ranai, tapi wilàyah pulau-pulau. Untuk aman ya beli daging, harganya juga stabil,” ujar Suharmin, Rabu (25/1).
Cuaca buruk sejak beberapa hari terkahir, menyebabkan nelayan tradisional di Ranai tidak melaut. Tidak terdapatnya tempat pelelangan ikan, menyebebkan harga ikan tidak terkontrol.
Hingga saat ini BMKG Ranai masih menyatakan laut Natuna dan wilayah laut cina selatan kondisi ekstrim dan tidak dibenarkan untuk aktifitas neleyan tradisional.
Perakirawan BMKG Ranai Demetrius Kristian menyatakan, peringatan gelombang tinggi masih berlaku hingga saat ini. Bahkan tinggi gelombang maksimum berpeluang terjadi di laut cina selatan antara 4 meter hingg 6 meter.
Sementara gelombang maksimum di perairan Natuna dan Anambas antara 2,5 meter hingga 4 meter dan berpeluang terjadi di bagian Utara Pulau Serasan dan laut Natuna bagian Utara. Namun gelombang maksimum dibagian Selatan laut Natuna berkisar antara 1,5 meter hingga 2,5 meter.
“Peringatan gelombang tinggi saat ini diharapkan bisa menjadi pedoman masyarakat nelayan dan pelayaran. Karena di laut cina selatan gelombang bisa mencapai 6 meter,”sebutnya.(arn)