batampos.co.id – Air Bersih terus menjadi persoalan Klasik di Desa Mengkait Kecamatan Siantan Selatan. Tidak adanya sumber mata air di pulau itu membuat masyarakat mesti menyeberang laut ke Pulau Temiang untuk mendapatkan Air Bersih yang jaraknya hampir satu kilometer ditempuh dengan kapal motor ukuran kecil bahkan ada yang menggunakan sampan.
“Kalau sudah musim panas persediaan air akan menipis, dan untuk memenuhi kebutuhan seperti masak cuci dan lainnya mesti ambil air ke pulau Temiang,” Kata Ario Loncong Warga Mengkait kemarin.
Kata Loncong, untuk kebutuhan mandi warga masih bisa menggunakan air dari desa itu sendiri meski air payau. Namun untuk kebutuhan lain seperti memasak pasti harus menyebrang urntuk mengambil air menggunakan jerigen. “Ambil airnya menggunakan pompong atau jongkonglah masyarakat tu,” tukasnya.
Di Pulau Mengkait sendiri hanya ada sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) atau setara dengan 600 jiwa. Loncong mengaku pihaknya selalu mengusulkan disetiap kunjungan pejabat ataupu disaat Pileg maupun Pilkada agar dibuat sambungan pipa dari pulau Temiang ke Pulau Mengkait. “Kami udah usulkan, dan minta, kalau janji di Pilkada ataupun saat pileg itu ada, namun belum juga direalisasikan,” jelasnya.
Loncong menceritakan pernah saat musim kemarau tiba masyarakat harus menunggu satu sampai dua malam air baru mengalir dan diambil untuk dibawa pulang. “kalau hujan airnya kita tampung itula untuk persediaanya,” ujarnya.
Warga mengkait mayoritas berprofesi sebagai nelayan yang lebih dikenal dengan suku laut. Namun sekarang ini sudah tidak begitu primitif karena disana sekarang ini sudah ada sekolah dan fasilitas lainnya. “Kalau saat ini udah banyak anak mengkait yang sekolah, bahkan ada yang sudah jadi Polisi,” terangnya.
Sementara itu warga Mengkait lainnya Diana, juga pernah menyampaikan jika di Mengkait itu masyarakatnya memiliki rasa kekeluargaan yang sangat baik. Mengenai kesulitan di desa tersebut, diakui ada namun itu zaman dahulu. Sementara untuk akhir-akhir ini sudah membaik.
“Biasanya kondisi masyarakat desa mengkait itu mengalami masa sulit pada saat musim angin kencang. Tapi kayaknya awal tahun ini masih teduh (tak ada gelombang tinggi),” ungkapnya beberapa waktu lalu. (sya)