Kamis, 18 April 2024

Dua Wasiat Rekaveny untuk Keluarga

Berita Terkait

Ketua DPD PDIP Kepri Soerya Respationo bersama putra-putrinya menaburkan bunga dimakam Rekaveny istri tercinta di pemakaman Punggowo Nongsa, Kamis (26/1). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Rekaveny, istri mantan Wakil Gubernur Kepri HM Soerya Respationo ternyata sudah mengetahui penyakit kanker yang ia derita akan mengantarkannya pada kematian.

Itu sebabnya, sebelum anggota Komisi II DPRD Batam ini mengembuskan napas terakhir di RS National University Singapura, Rabu (25/1 ) lalu, Rekaveny sempat berwasiat kepada suami tercintanya, Soerya Respationo.

Ada dua wasiat yang ia sampaikan.

Pertama, jika ia meninggal, ia ingin sanak saudaranya mengenakan pakaian serba putih saat mengantarnya ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Kedua, ia ingin dimakamkan di areal perkebunan keluarga di Sasono Punggowo, Nongsa.

“Pak Soerya memenuhi keinginan terakhir istrinya itu. Lagipula, lokasinya tidak jauh dari taman pemakaman umum (TPU) Sambau,” ujar Guntur Sakti, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemprov Kepri, sebelum pemakaman, Kamis (26/1).

Guntur selama ini memang sangat dekat dengan keluarga besar Soerya. Bahkan, saat Rekaveny kritis hingga mengembuskan napas terakhir, Guntur menemani Soerya di Singapura.

Sasono Punggowo memang berada tepat di seberang TPU Sambau, Nongsa. Ia masuk dalam wilayah Kampung Terih, Kecamatan Nongsa. Suasana asri memang masih kental terasa di daerah itu.

Di sana sudah berdiri setidaknya dua bangunan pendopo. Satu di antaranya layaknya sebuah rumah mungil. Rumah itu sering diinapi keluarga Soerya setiap akhir pekan.

“Ibu sering datang ke sini untuk berkebun,” kata penjaga Sasono Punggowo.

Sasono Punggowo itu luasnya tujuh hektare. Rekaveny sering berkeliling areal itu semasa hidupnya. Dan ketika itulah ia menemukan posisi yang pas sebagai tempat tidur abadinya.

“‘Sepertinya, di sini bagus,’ katanya ketika itu,” ujar penjaga itu lagi, mengenang ucapan Rekaveny saat masih hidup.

Penggali kubur itu pun menggali tepat di posisi tersebut. Ia mengatakan, ia tidak mengalami kendala berarti ketika menggali kubur. Ia justru merasakan kemudahan.

“Tanah Ibu ini lembut sekali,” ujar penggali Kubur, Samsudin.

Samsudin sudah berpengalaman menggali kubur. Ia banyak menemukan fenomena-fenomena ajaib semasa ia menggali kubur. Ada yang tanahnya keras. Ada juga yang diwarnai hujan petir dan angin badai.

“Kalau Ibu ini, bagus sekali,” tuturnya.

Jenazah mendiang Rekaveny dilepas langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo pukul 14.30 WIB dari rumah duka Duta Mas ke tempat peristirahatan terakhirnya di Sasono Punggowo. Jenazah Rekaveny yang diiringi ribuan pelayat tiba pada pukul 15.22 WIB.

Setelah tiba di Sasono Punggowo, prosesi pemakaman langsung dimulai. Tjahjo atas nama negara dan keluarga Soerya Respationo, memimpin pemakaman Rekaveny.

Sebelum dilepas Tjahjo, Gubernur Nurdin Basirun, Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, Ketua DPRD Batam Nuryanto, dan Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah mengangkat keranda Rekaveny untuk diserahkan kepada Brimob Polda Kepri.

Prosesi melepaskan jenazah diawali dengan pembacaan riwayat hidup Rekaveny oleh Sekretaris DPRD Kota Batam, Asril. Rekaveny merupakan  anggota DPRD Kota Batam dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Kesan kebersamaan langsung disampaikan Nuryanto mengawali prosesi pelepasan jenazah.

Kemudian, dengan ucapan duka cita yang mendalam, Tjahjo melepas kepergian Rekaveny.

“Atas nama keluarga, pribadi, dan juga Kementerian Dalam Negeri, turut berduka dengan berpulangnya Rekaveny. Kita telah kehilangan sosok wanita yang selama ini dikenal dengan begitu banyak aktivitas di Kota Batam khsususnya,  dan Kepri umumnya,” kata Mendagri.

Menurut Tjahjo, Rekaveny merupakan sosok petugas partai yang gigih dan bekerja keras. Namun tetap ramah kepada kerabat, teman-teman, dan stafnya.

“Dia orang yang tidak pernah mengeluh,” kata Tjahjo.

Tjahjo mengaku sudah lama mengenal Rekaveny. Ia mengenal istri Soerya Respationo itu sekitar 15 tahun yang lalu. Selama itu, ia merasa Rekaveny memiliki pribadi yang baik.

“Ia menjalankan dengan baik peran-perannya. Baik itu di keluarga, politik, organisasi, bisnis usaha, dan sosialnya,” tuturnya.

Tjahjo menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh pejabat Kepulauan Riau dan segenap anggota pemerintahan. Baik itu atas nama pribadi, pemerintahan dalam negeri, maupun keluarga besar.

“Kami menyampaikan terimakasih atas segala perhatian, doa, dan dukungan moral. Khususnya sejak almarhumah sakit hingga kemudian dipanggil Allah SWT,” katanya.

Menurutnya, Soerya Respationo telah melakukan upaya penyembuhan dalam waktu yang cukup lama. Namun, takdir berkata lain. Ia yakin Soerya Respationo dan anak-cucunya sudah ikhlas melepas.

“Semoga amal baik dan ibadah selama menjalankan aktivitas sosial-politik dan mendapatkan balasannya dari Allah SWT,” ujarnya.

Di akhir pidatonya, Mendagri meminta maaf apabila ada tutur kata dan tindakan mendiang yang kurang berkenan. “Mari kita sama-sama melafalkan surat Al Fatihah,” ajaknya.

Menurut Mendagri, almarhuman juga diketahui aktif dalam berbagai bidang kegiatan sosial. Ini tentu banyak yang merasa kehilangan sosok almarhumah.

“Tapi kita semua harus ikhlas melepas kepergiannya. Kita semua tentu mendoaakan kepada almarhumah,  agar senantiasa mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya.

Pandangan serupa disampaikan Gubernur Kepri Nurdin Basirun. Ia menyebut Rekaveny sosok wanita yang ikhlas, yang selalu bekerja keras serta memberi waktu, pemikiran, dan tenaga untuk masyarakat Kepri.

“Kami atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Kepri turut berduka cita yang sangat dalam,” kata Nurdin.

Pada kesempatan itu, Nurdin mendoakan semoga Rekaveny agar mendapat tempat di surga Allah. Kepada keluarga, kata Nurdin, diberi kekuatan dan ketabahan dalam menerima cobaan ini.

Nurdin juga menyampaikan terima kasihnya kepada Mendagri Tjahjo Kumolo yang hadir bersama masyarakat Kepri menunaikan fardu kifayah ini.

“Terima kasih juga kepada seluruh masyarakat, semoga kita semua diberi hidayah dan kekuatan kepada kita semua,” kata Nurdin.

Usai dimakamkan, sejumlah keluarga masih tinggal di lokasi. Sementara sebagian pelayat berjalan meninggalkan lokasi.

Sejumlah tokoh publik yang tampak mengikuti prosesi pemakaman itu, selain Mendagri dan Gubernur Kepri, ada Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri Gusti Raizal Eka Putera, Kepala DPRD Kepri Jumaga Nadeak, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kepri Guntur Sakti, anggota Komisi II DPRD Kepri Asmin Patros, anggota Komisi II DPR Dwi Ria Latifa, dan sejumlah tokoh lainnya.

Dedikasi di Bidang Sosial

Sosok Rekaveny tidak bisa dipisahkan dari dunia sosial kemanusiaan. Sebagian besar rekan dan kolega men-cap Rekaveny sebagai wanita yang peduli dan perhatian kepada anak-anak, kaum perempuan, dan orang-orang tak mampu. Terutama pada kaum disabilitas.

Ketua DPRD Batam Nuryanto mengatakan, Rekaveny terlibat dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang Disabilitas. Bahkan menjadi penggagas munculnya Perda Disabilitas.

Rekaveny memiliki profesi sebagai politikus. Ia terjun di dunia politik. Pada tahun 2005, ia terpilih sebagai Ketua PAC PDI-Perjuangan Kecamatan Batamkota. Lima tahun kemudian, ia terpilih menjadi Wakil Ketua DPC PDI-P Kota Batam.

Meski tergabung di dunia politik, puteri Fadli Gatam dan Nur Aini ini bergabung dengan sejumlah organisasi sosial. Ia menjadi Penasehat Cancer Information and Support Centre (CISC), Ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Kepri, Pendiri dan Pembina Forum Perempuan Batam, Penasehat ESQ, Pembina dan Pemilik Sanggar Seni Bidadari, serta menjadi Pembina di Graha Lansia Aini.

“Beliau juga mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial pada tahun 2013,” ujar Sekretaris DPRD Batam, Asril.

Satya Lencana Kebaktian Sosial merupakan penghargaan yang diberikan Presiden pada orang-orang yang memiliki dedikasi dan komitmen di bidang sosial dan kemanusiaan. Itulah ganjaran bagi Rekaveny di dunia.

“Semoga kontribusi beliau dicatat Allah,” ujar Nuryanto. (ceu)

Update