Selasa, 3 Desember 2024

Investasi dari Cina di Indonesia bakal Melonjak

Berita Terkait

Salah satu pembangkit yang dibangun hasil kongsi dengan perusahaan Cina
foto: putut ariyotejo / batampos.co.id

batampos.co.id – Meskipun berada di urutan ketiga, ada lonjakan yang cukup besar dari investasi asal Cina yang masuk ke Indonesia. Investasi dari negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu mencapai USD 2,7 miliar tahun lalu. Jumlah tersebut meningkat lebih dari empat kali lipat jika dibandingkan dengan 2015 sebesar USD 628,3 juta.

Kepala Ekonom SIGC Divisi Riset SKHA Consulting, Eric Alexander Sugandi, mengatakan investasi Cina bakal terus melonjak seiring dengan kebijakan proteksionisme yang ditancapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Cina bakal memperbesar pasar altenatif yang potensial, termasuk Indonesia.

’’Salah satu faktor antisipasi terhadap kebijakan Trump yang proteksionis, Cina perlu mencari alternatif market,’’ ujarnya, Minggu (29/1).

Menurut Eric, Indonesia memang cukup menarik sebagai sasaran pasar. Selain memiliki populasi yang cukup besar, jumlah kelas menengah di Indonesia terus tumbuh. Karena itu, mereka tidak segan mengalihkan investasi ke sini. Apalagi, pemerintah telah melakukan berbagai perbaikan kemudahan berusaha bagi para investor.

Peringkat investasi Cina di Indonesia memang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Pada 2016, Cina merupakan investor terbesar ketiga bagi Indonesia. Sebelumnya, Cina berada di peringkat kelima pada 2015 dan ranking kedelapan pada 2014.

Kepala BKPM Thomas Lembong pun mengakui nilai investasi asal Cina meningkat cukup drastis dalam setahun belakangan. Menurut dia, hal tersebut seiring dengan peningkatan investasi Cina di seluruh kawasan Asia Pasifik.

’’Jadi tidak heran juga kalau trennya dia (Cina) akan menjadi investor terbesar (di sejumlah negara emerging markets),’’ ungkapnya.

Thomas melanjutkan, laju investasi asal Cina juga tidak terganggu dengan sejumlah isu dalam negeri. Di antaranya terkait dengan maraknya tenaga kerja asing (TKA) ilegal asal Cina dan demo besar-besaran pada 4 November serta 2 Desember lalu.

’’Isu tenaga kerja asing atau anti-Tionghoa masih belum membawa dampak yang terlalu negatif. Begitu juga dengan demo-demo besar kemarin. Semuanya masih manageable,’’ imbuhnya.

Deputi Bidang Pengendalian dan Penanaman Modal BKPM M. Azhar Lubis menambahkan, mayoritas investasi Cina berasal dari pembangunan smelter dan pembangkit listrik. Selain di sektor tersebut, mereka menanamkan modal di sektor properti dan perkebunan.

’’Mereka memang cukup besar (investasi) di sektor-sektor tersebut (smelter dan pembangkit listrik). Ada juga mereka masuk ke sektor akomodasi seperti hotel,’’ ujar Azhar Lubis.  (ken/c19/sof)

Update