Kamis, 25 April 2024

200 Ribu Warga Hongkong Tinggal di Rumah Ukuran 1,9 Meter Persegi

Berita Terkait

Wong Ziwa menonton TV di rumah sempitnya. (Reuters Via Daily Mail)

batampos.co.id – Hongkong,hmmm … pasti kagum saat melihat kota yang sekarang jadi bagian China itu. namun kehidupan mereka tak selamanya cerah ceria layaknya kota itu.

Sebagian penduduk Hongkong tinggal di dalam rumah yang lebih pas disebut sebagai kamar. Mereka menyebutnya sebagai rumah peti mati. Disebut demikian karena luasnya terbatas. Hanya 1,9 meter persegi. Hanya cukup untuk satu orang dan sedikit barang.

PBB menyebut rumah tersebut sebagai pelecehan terhadap kehormatan manusia. Tetapi, bukan tanpa alasan mereka memilih rumah peti mati, harga perumahan di Hongkong sangat mahal. Bahkan, Hongkong dinobatkan sebagai negara dengan harga rumah paling mahal di dunia.

Sejak tahun 2012, angka perumahan di Hongkong naik sampai 50 persen. Karena itu, banyak apartemen yang kemudian dibagi-bagi untuk menciptakan rumah peti mati demi memenuhi permintaan atas perumahan.

Salah satu yang memilih rumah peti mati tersebut adalah Wong Ziwa. Lelaki itu menyewa rumah imutnya sebesar USD 300 (setara Rp 4 juta) per bulan. Rumah peti mati adalah rumah terkini Wong. Sebelumnya selama 20 tahun, Wong tinggal di rumah sangkar. Sebenarnya tidak pas disebut rumah. Karena, sesuai namanya, itu berbentuk sangkar yang terbuat dari kawat. Petak-petak sangkar itu berada di dalam apartemen juga.

”Sudah dua tahun sejak saya mengajukan aplikasi untuk rumah murah. Namun belum ada kabarnya. Sampai berapa lama lagi saya harus menunggu? Saya tidak tahu,” katanya kepada kantor berita Reuters.

Ada lebih dari 7 juta orang tinggal di Hongkong. Pemerintah sudah merencanakan untuk menyediakan 460 ribu apartemen dalam waktu 10 tahun. Namun, bagi pekerja sosial Sze Lai Shan, pemerintah butuh kebijakan cepat untuk mengatasi masalah perumahan.

”Mereka tinggal di ruang sempit yang penuh polusi udara. Kaki mereka bahkan sulit untuk diselonjorkan. Hidup seperti itu pasti punya pengaruh psikologis dan sosial yang besar,” kata Shin yang bernaung di Society for Community Organisation.

Pemerintah memperkirakan, penduduk Hongkong yang tinggal di kamar sempit macam Wong ada 200 ribu orang. Namun, Shan meyakini angkanya jauh lebih besar. (Reuters/tia)

Update