batampos.co.id – Saat berada di ruang publik seperti mal, penggunaan toilet harus bergantian dengan pengunjung lainnya. Jika dikaitkan dengan risiko penyakit kanker serviks, betulkah penggunaan toilet bisa menjadi risiko penularan penyakit yang mematikan ini? Mitos atau fakta?
Pakar Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Agung Waluyo, menjelaskan kemungkinannya kecil tertular kanker serviks karena pemakaian toilet. Pasalnya kanker serviks menyerang mulut rahim yang jauh dari bibir toilet.
“Kalau dari toilet jauh prosesnya karena tidak langsung masuk ke area kewanitaan,” kata pria yang ahli di bidang Keperawatan Medikal Bedah ini, Minggu (12/2).
Namun Agung mengungkapkan bisa saja penularan justru melalui air semprotan untuk membersihkan area kewanitaan saat di toilet. Air tersebut langsung menyemprot masuk ke area kewanitaan. Karena itu, Agung berharap semua air yang digunakan mal untuk toilet umum sudah melewati serangkaian proses penyulingan atau pembersihan dari bakteri dan virus.
“Yang langsung masuk adalah semprotan setelah buang air. Kita berhharap semua air yang digunakan di mal atau di rumah kita sendiri adalah air yang memang melalui proses pembersihan atau tak tercemar bakteri atau virus yang lain. Kalau ada tak bisa kita hindari,” jelasnya.
Meski begitu, faktor daya tahan tubuh dan genetik tetap menentukan risiko penularan.
“Karena bukan berarti 1+1=2, misalnya kakek atau neneknya terkena kanker pasti anak atau cucunya kanker. Tetap ada faktor pendukung lainnya. Tapi ada juga seseorang yang terkena tetapi tidak memiliki riwayat yang memicu terjadinya kanker, oh ternyata kakek atau neneknya terkena kanker,” ungkap Agung.
Wanita yang memiliki risiko terkena kanker serviks misalnya pada Pekerja Seks Komersial (PSK) karena sering berganti pasangan.
Wanita yang melakukan hubungan seksual aktif di usia muda juga berisiko.
Wanita dengan suami tidak disirkumsisi (khitan) juga berpotensi.
“Tapi kita tak tahu apakah memang kanker serviks dari virus atau bakteri yang tertular dari pasangan hidupnya. Walaupun sebenernya banyak pasien kanker serviks memiliki latar belakang PSK, suaminya tak disirkumsisi, atau pernah lakukan hubungan seksual saat usia muda,” tegasnya. (cr1/JPG)