Rabu, 24 April 2024

Dikira Reality Show, Ternyata Drama Pembunuhan

Berita Terkait

batampos.co.id – Nasib Siti Aisyah, tersangka kasus pembunuhan Kim Jong-nam di Malaysia, kini di ujung tanduk. Aisyah diduga kuat dimanfaatkan organisasi intelijen dengan teknik operasi tingkat tinggi untuk membunuh kakak tiri pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un.

Aisyah direkrut dengan tawaran ikut program reality show untuk televisi Just for Laughs. Dalam acara komedi itu, Aisyah dan Doan Thi Huong seorang perempuan Vietnam -yang juga ditangkap dengan tuduhan yang sama, disuruh menyemprotkan cairan kepada seseorang dengan tujuan mendapatkan respon spontan.

Skenario operasi intelijen itu bermula di aula keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur Senin (13/2) sekitar pukul 08.20. Dua orang perempuan (diduga Aisyah dan Doan Thi Huong) bergerak ke arah Kim Jong-nam yang sedang menunggu pesawat. Beberapa langkah dari kafe Starbucks dan gerai makanan Malaysia Puffy Buffy, salah satunya berdiri di depan korban untuk mengalihkan perhatian kakak tiri pemimpin Korea Utara itu.

Seorang komplotannya kemudian mendekat dari belakang, menarik kain yang telah dibasahi racun dari tas tangan biru, dan menerpakan kain itu ke wajah Jong-un. Manuver ini cukup untuk melumpuhkan ke Kim Jong-nam.

Setelah serangan itu, Kim Jong-nam mendekati meja bantuan dan menjelaskan bahwa seseorang tampaknya menyambar atau memegang wajahnya dan sekarang dia merasa pusing. Dia kemudian dibawa ke Menara Medical Clinic, yang berada satu lantai di bawah area kedatangan di bandara.

Saat Jong-nam berusaha diselamatkan, media menyebut kedua perempuan itu bergegas meninggalkan bandara menggunakan taksi.

Plot pembunuhan ini rapi dan segera dicurigai sebagai aksi yang didalangi oleh agen rahasia Pyongyang, Korea Utara, sebagai bagian untuk menyingkirkan ancaman negara. Kim Jong-nam adalah eksil yang membelot akibat membeberkan cerita internal keluarga Kim dan gemar mengkritik kediktatoran Kim Jong-un, terutama saat diwawancarai para jurnalis. Ia dulu digadang-gadang akan menggantikan ayahnya, Kim Jong-il, namun batal karena ia terlalu playboy dan gemar melancong ke luar negeri.

Jika benar Kim Jong-nam terbunuh oleh aksi intelijen Korea Utara, maka ini bukanlah yang pertama kali. Mencabut nyawa para pengkhianat negara, meski ia berada di luar negeri, adalah kebijakan yang kerap dilancarkan atas nama keamanan negara. Lewat tangan dingin para agen rahasia yang siap mati demi negara, korban yang jatuh sejak era 1960-an silam merentang dari para pembelot sekaligus anggota keluarga Kim hingga para elite politik Korsel. Jumlahnya lebih dari 150 orang.

Cerita Aisyah direkrut untuk acara reality show dibenarkan keponakan Aisyah, Iqbal. Ia menuturkan, saat berkomunikasi dengan Aisyah Selasa (14/2) malam, dua hari jelang ditangkap, Aisyah mengaku sedang berada di sebuah apartemen di Malaysia.

Kala itu, Aisyah mengaku diajak bekerja dalam program reality show mengisengi orang.

“Syuting ngerjain orang. Ngerjain orang nggak boleh lihat sendiri sama produsernya. Ngerjain, tapi nggak boleh dilihatin,” ujarnya. Untuk itu, Aisyah dibayar sekitar 100 dolar.

Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang menerima laporan dari Kementerian Luar Negeri juga meyakini Aisyah dimanfaatkan oleh sindikat tertentu lewat program reality show.

Menurut dia, Aisyah adalah korban dalam sebuah rencana pembunuhan yang begitu matang. Seolah-olah Aisyah ditempatkan dalam situasi di mana dia menganggap dirinya sedang berada dalam program reality show. Program yang selama ini sering dipahami sebagai acara televisi untuk mengerjain seseorang atau target tertentu.

“Dia (Aisyah, red) pikir begitu (ikut acara reality show). Kadang-kadang pakai kamera tersembunyi atau jarak jauh,” imbuh JK.

“Jadi Kim itu ya korban dari korban. Karena, Aisyah korban juga. Korban dari semacam rekayasa atau penipuan,” tegas dia.

Dalam cara pandang sebagai korban itu, pemerintah tentu tidak akan tinggal diam dan bakal melakukan pembelaan pada Aisyah. Dari laporan yang dia terima KBRI di Malaysia sudah bergerak untuk melakukan pendampingan pada Aisyah. “Tapi kalau dia (Aisyah, red) katakanlah pelaku utama tentu lain soal,” ungkap JK.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga meyakini Aisyah diperalat untuk membunuh Kim Jong-Nam dengan ditipu seolah mengikuti acara lucu-lucuan Just for Laughs. Menurut Kapolri, Aisyah sudah hampir empat kali melakukan aksi itu sebelum ke Kim Jong-Nam.

“Jadi (dalam aksinya) yang satu perempuan nutup mata (target) yang satunya lagi menyemprotkan sesuatu. Itu dilakukan sudah hampir tiga empat kali,” kata Tito.

Menko Polhukam Wiranto turut buka suara berkaitan pembunuhan Kim Jong-nam. Dia mengaku sudah menerima laporan dari Badan Intelejen Negara (BIN) soal keterlibatan Siti Aisyah, WNI yang dituduh turut andil dalam pembunuhan Jong-nam. Namun, dia menolak membeberkan laporan tersebut.

“Intinya Kemenlu mendapat misi menyelesaikan masalah itu (keterlibatan Aisyah). Dan itu tugas mereka,” ucap dia.

Saat ini, kata Wiranto, Kemenlu tengah menggali data dan fakta soal keterlibatan Aisyah.

“Kami serahkan kepada Kemenlu untuk melakukan investigasi,” ujarnya. Yang pasti, dia menegaskan, Indonesia menghormati hukum yang berlaku di negara mana pun.

“Kita tidak bisa ganggu gugat. Tunggu saja prosesnya,” ujarnya.  (bay/idr/jpgrup)

Update