Sabtu, 20 April 2024

Pelindo II Tak Kunjung Bangun Pelabuhan Kontainer di Tanjungsauh

Berita Terkait

Model pelabuhan yang direncanakan akan dibangun di Tanjungsauh, tapi entah kapan.

batampos.co.id – Tanjungsauh yang digadang-gadang menjadi pelabuhan transhipment kontainer berkapasitas 42 juta TEUs, hingga saat ini tak kunjung dibangun. Pelindo II yang berencana membangun sejak 2012 silam tak terlihat progresnya.

“Memang Tanjungsauh cocok jadi pelabuhan transhipment karena memiliki kedalaman 13 meter, tapi tak masuk wilayah kerja kami,” ujar Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono, Senin (28/2).

Andi menjelaskan PP Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, wilayah FTZ Batam hanya meliputi Pulau Batam dengan pulau-pulau yang dihubungkan enam jembatan Barelang (Batam Rempang Galang) yaitu Pulau Tonton, Setokok, Nipah, Rempang, Galang dan Galang Baru.

Meski PP tersebut kemudian direvisi menjadi PP 05/2011 dengan menambahkan Pulau Janda Berhias menjadi bagian FTZ Batam, namun kawasan Tanjung Sauh tetap tidak masuk FTZ.

Andi menegaskan urusan pembangunan pelabuhan ini menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Selain itu, untuk membuat pelabuhan Tanjungsauh menjadi pelabuhan transhipment harus mendapatkan persetujuan dari pelabuhan sekitarnya.

“Harus dilihat secara keseluruhan, apakah pelabuhan lain nanti setuju,” jelasnya.

Hal senada pernah dikatakan oleh Kepala BP Batam Hatanto Reksodiputro. Menurutnya, Tanjungsauh bukan kawasan FTZ dan KEK.

“Juga tidak masuk kawasan ekonomi khusus Batam. Jadi peraturannya belum ada,”ujar Hatanto.

Pelindo II memang pernah menjanjikan akan menjadikan  Tanjungsauh yang satu pulau dengan Ngenang di timur pelabuhan domestik Telaga Punggur itu, menjadi pelabuhan transhipment berkapsitas 42 TEUs  (Twenty Foot Equivalent Units).

Janji itu dilotarkan para petinggi Pelindo II 2012 silam. Bahkan, saat itu petinggi Pelindo II menyebukan pihaknya menggandeng investor asal China Merchants Holding untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjungsauh dengan investasi sebesar Rp 20 triliun.

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, yang saat itu dijabat Richard Lino Joost, mengatakan selain proyek di Batam, PT Pelindo II juga membangun Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjungpriok, dengan investasi sebesar Rp 22,6 triliun,  dan Pelabuhan Sorong senilai Rp 10 triliun.

Lino menyatakan bahwa peletakan batu pertama di Batam port dapat dilakukan pada tahun 2013, sehingga pada tahun 2015 atau 2016 pelabuhan akan mulai beroperasi.  Namun hingga Februari 2017 tak ada tanda-tanda pembangunan.

Andi menambahkan jangankan Tanjungsuah, pelabuhan Batuampar saja juga tak kunjung direnovasi. Banyak yang mengatakan alasan utamanya adalah adanya pipa-pipa gas di bawah laut dibawah pelabuhan tersebut.

Staf Ahli Deputi III BP Batam, Nasrul Amri Latif mengatakan bahwa jika ingin merenovasi atau memperdalam Pelabuhan Batuampar, pihaknya tinggal meminta pengelola pipa gas untuk menggeser pipanya lebih dalam.

“Tinggal diminta untuk menggeser pipanya saja semakin dalam,” katanya. (leo)

Update