batampos.co.id –Tingginya permasalahan kekurangan gizi sarapan di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 41/2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang yang salah satu pesannya adalah ‘Biasakan Sarapan’.
“Kami sadar bahwa untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya sarapan sehat sebelum jam 9 tentunya membutuhkan proses dan harus dilaksanakan secara konsisten. Untuk itulah, pada momen perayaan ‘Pekan Sarapan Nasional 2017’ mengajak masyarakat Indonesia membangun generasi yang sehat, cerdas dan aktif melalui kebiasaan sarapan,” kata Marketing Director PT Mayora Indah selaku produsen Energen, Goesnawan, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (7/3).
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Ulul Albab, Sp.OG menjelaskan masyarakat diharapkan memulai hari dengan sarapan. Hal ini membentuk kebiasaan baik. Namun edukasi dan informasi kandungan sarapan yang dikonsumsi harus mulai juga diperhitungkan kandungan gizinya agar manfaat sarapan bisa maksimal dan mampu menunjang aktivitas seharian.
“Sarapan yang baik itu harus mengandung zat cair dan zat padat. Kombinasi tersebut dapat menunjang metabolisme yang diperlukan tubuh. Intinya sarapan sehat harus dengan komposisi yang benar, tidak hanya banyak tetapi juga harus mengandung zat gizi yang tepat,” tegas Ulul.
Gizi yang terkandung di dalam sarapan sehat harus memiliki komposisi yang tepat juga memberi tenaga. Dia mencontohkan format susu sereal dapat menjadi alternatif yang sehat karena memenuhi semua syarat komposisi sehat dari sebuah sarapan sehat.
Kampanye ‘Sarapan Sehat Sebelum Jam 9’ bertujuan semakin banyak keluarga dan masyarakat yang melakukan sarapan serta memperhatikan keseimbangan gizi sarapan sebelum memulai aktivitas. Permasalahan kekurangan gizi sarapan masyarakat Indonesia juga telah menjadi perhatian utama Pergizi Pangan Indonesia. Pentingnya membiasakan sarapan sehat terutama di usia dini agar terbentuk generasi yang sehat dan cerdas. (cr1/JPG)